kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Fundamental lemah, tembaga terpental


Kamis, 25 Agustus 2016 / 07:42 WIB
Fundamental lemah, tembaga terpental


Reporter: Namira Daufina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Penurunan harga tembaga disinyalir karena impor China merosot tajam. Ditambah penguatan dollar AS, menyebabkan harga tembaga terbenam.

Mengutip Bloomberg, Rabu (24/8) pukul 15.19 waktu Shanghai, kontrak harga tembaga pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange menukik 0,41% ke US$ 4.690,50 per metrik ton. Bahkan sepekan terakhir harganya ambruk 1,74%.

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, katalis negatif menghimpit tembaga. Pertama, dari laporan impor Tiongkok pada bulan Juli yang turun menjadi 251.235 ton atau terendah dalam 17 bulan terakhir.

Sementara pasokan tembaga terhitung tinggi. Terlihat dari produksi tembaga China Juli 2016 melesat menjadi 722.000 ton dari sebelumnya 686.000 ton. Posisi tersebut merupakan level tertinggi dalam lima bulan terakhir.

“Ketidakseimbangan fundamental ini menjadi sorotan utama pelaku pasar, sehingga tidak ada peluang bagi tembaga merangkak naik,” jelasnya.

Kedua, stok di London Metal Exchange (LME) melompat 14% dalam dua hari beruntun. Ini merupakan kenaikan harian tertinggi dalam tujuh bulan terakhir.

“Apalagi di pasar kini, dollar AS sedang unggul akibat spekulasi kenaikan suku bunga,” lanjut Ibrahim.

Dengan harga jual tembaga yang menggunakan acuan USD, jelas ini berimbas negatif pada harga. Kamis (25/8) terlihat peluang penurunan harga tembaga semakin besar. Terutama jika data ekonomi AS positif.

Ke depan, yang menjadi perhatian pasar bukanlah fokus pada peluang kenaikan, tapi pernyataan Gubernur The Fed Janet Yellen. Terdekat Yellen dijadwalkan akan melakukan pidato di simposium Jackson Hole, pada akhir pekan nanti.

“Selama Yellen mempertahankan nada bicara yang hawkish, selama itu USD akan terangkat dan menekan harga komoditas termasuk tembaga,” tutur Ibrahim. Jika itu terjadi, tembaga bisa terus turun walau tertahan di level US$ 4.000 per metrik ton.

Jika sebaliknya, harga bisa melambung ke titik US$ 6.000 per metrik ton. Secara teknikal harian, indikator MA dan bollinger band bergerak 20% di atas bollinger bawah ,sehingga masih mengindikasikan penurunan lanjutan.

Sejalan dengan RSI dan stochastic yang keduanya berada di level 60% negatif. Hanya saja yang menjadi daya tahan adalah garis moving average convergence divergence (MACD) yang masih wait and see.

Maka itu Ibrahim menduga Kamis (25/8) harga tembaga koreksi di kisaran US$ 4.540 – US$ 4.750 per metrik ton dan sepekan ini antara US$ 4.420 – US$ 4.840 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×