kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.886.000   2.000   0,11%
  • USD/IDR 16.555   -55,00   -0,33%
  • IDX 6.980   147,08   2,15%
  • KOMPAS100 1.012   25,10   2,54%
  • LQ45 787   21,71   2,84%
  • ISSI 220   2,17   0,99%
  • IDX30 409   11,84   2,98%
  • IDXHIDIV20 482   15,28   3,27%
  • IDX80 114   2,54   2,27%
  • IDXV30 116   2,05   1,79%
  • IDXQ30 133   4,16   3,22%

Fokus tingkatkan kinerja, Solusi Bangun Indonesia (SMCB) menahan ekspansi


Rabu, 28 Agustus 2019 / 16:21 WIB
Fokus tingkatkan kinerja, Solusi Bangun Indonesia (SMCB) menahan ekspansi
ILUSTRASI. Buruh mengangkut sak semen di sebuah gudang


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah resmi memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Pemindahan ibukota ini diperkirakan menelan biaya Rp 461 triliun dan akan menggunakan 19% dana dari APBN.

Biaya tersebut akan digunakan untuk membangun infrastruktur salah satunya adalah gedung-gedung pemerintahan. Ini berarti, permintaan akan komponen pendukung gedung salah satunya semen diprediksi akan naik.

Baca Juga: Laba Semen Indonesia Anjlok, Ini Rekomendasi Analis untuk Saham SMGR premium

Meski demikian, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) mengaku belum berencana untuk membuka pabrik baru di Kalimantan Timur. 

Perusahaan yang dulu bernama PT Holcim Indonesia Tbk ini mengaku sedang fokus untuk mengembangkan kinerjanya tahun ini. “Saat ini kami fokus untuk mengangkat kinerja SCMB, jadi kami belum memikirkan pengembangan,” ujar Agung Wiharto, Direktur SCMB, Rabu (28/8).

Baca Juga: Semester I-2019, penjualan semen dan terak Solusi Bangun Indonesia (SMCB) turun 2,4%

Pun begitu dengan peningkatan kapasitas produksi. Agung menegaskan saat ini SCMB belum berniat untuk meningkatkan produksi seiring dengan dibangunnya ibukota baru.

Untuk diketahui, kinerja SMCB di semester I 2019 bisa dibilang kurang prima. Per 30 Juni 2019, pendapatan SMCB turun menjadi Rp 4,51 triliun atau turun 1,95% secara year on year (yoy).

SMCB pun membukukan rugi bersih periode berjalan sebesar Rp 278,51 miliar. Namun, kerugian ini membaik atau turun 48,35% secara tahunan bila dibandingkan semester I 2018 yang mencapai Rp 539,27 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×