Reporter: Dupla Kartini | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Prospek kinerja PT Berlina Tbk (BRNA) diprediksi cukup bagus. Tak heran, Fitch Ratings menaikkan peringkat nasional jangka panjang perusahaan yang bergerak di industri kemasan plastik ini dari semula BBB(idn) menjadi A-(idn). Prospek rating ini pun stabil.
Fitch menyebut, peningkatan peringkat itu mencerminkan posisi keuangan BRNA yang membaik, di tengah rencana penggunaan belanja modal untuk membeli mesin baru. Perseroan berencana menggejot kapasitas produksi lewat penambahan mesin baru.
Peningkatan peringkat juga memperhitungkan posisi BRNA sebagai perusahaan kemasan plastik terbesar kedua di Indonesia dari sisi kapasitas produksinya. "Konsentrasi penjualan ke Unilever Plc di 2011 yang mencapai 67% sebagai sesuatu yang positif. Di mana Unilever memiliki profil kredit yang kuat (A+ dan prospek stabil), dan posisi market juga kuat di Indonesia," ulas Fitch dalam laporan yang dirilis Kamis (21/6).
Di sisi lain, rasio utang yang diukur dari utang bersih terhadap EBITDA turun ke 1,4 kali di 2011 silam, dari tahun sebelumnya masih 1,6 kali. Kenaikan harga dan volume penjualan mendorong pertumbuhan EBITDA. "Kami berharap BRNA bisa mempertahankan rasio utang di bawah 1,5 kali dan margin EBITDA sekitar 18%, melalui peningkatan efisiensi pabrik dan rencana ekspansi yang konservatif," lanjut Fitch.
Peringkat bisa diturunkan, jika rasio utang bersih terhadap EBITDA naik menjadi di atas 2 kali secara berkelanjutan, dan jika margin EBITDA turun di bawah 15%. Hal ini bisa terjadi jika utilisasi pabrik turun di bawah 70% secara berkelanjutan, dan margin turun signifikan dari kontrak-kontrak baru.
Menurut tinjauan Fitch, dominasi Unliever di pasar barang konsumsi di tanah air dan tingginya entry barrier dalam industri kemasan plastik akan menciptakan lingkungan operasi yang stabil untuk Berlina.
Selain itu, investasi mesin baru BRNA mencerminkan pertumbuhan kontrak baru maupun yang sudah ada, serta bertujuan meningkatkan efisiensi produksi. Berlina menjaga utilisasi pabrik di 70%-80% demi mengantisipasi permintaan musiman.
Sebagai catatan, hingga perdagangan pukul 11.30 di Jakarta, saham BRNA turun 1,03% ke level Rp 2.400 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News