Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Fenomena Uptober tahun ini kurang bergairah. Kini fokus investor tertuju pada pemilu Amerika Serikat (AS) yang dapat membawa dampak besar pada pasar kripto di bulan November.
Tim riset Luno Indonesia mengatakan, Uptober tampaknya tidak mencapai harapan para investor di bulan Oktober tahun ini. Hal tersebut karena kenaikan aset kripto selama bulan lalu masih di bawah tren historis.
Bitcoin (BTC) sebagai aset kripto dengan kapitalisasi aset terbesar tercatat kenaikannya hanya sekitar 10,87% Month on Month (MoM) menjadi US$70.215 per 31 Oktober 2024, berdasarkan data Coinmarketcap. Hasil ini masih di bawah tren historis selama Oktober tahun 2013-2023 dengan kenaikan harga BTC secara rata-rata mencapai 22% MoM.
Harga Bitcoin sempat turun ke bawah US$60.000 atau sekitar Rp936 juta pada tanggal 10 Oktober. Kemudian, harga BTC sempat melonjak ke level tertinggi bulanan di kisaran US$69.400 atau sekitar Rp1,08 miliar, namun gagal menembus level US$70.000 atau sekitar Rp1,09 miliar.
Ethereum mengikuti pola yang serupa, meskipun harganya turun sekitar 1,7% selama bulan Oktober lalu. Sementara, Dogecoin mencatat kinerja fantastis di bulan Oktober dengan kenaikan harga lebih dari 30% berkat lonjakan pada tanggal 17 Oktober. Solana dan Uniswap juga mengalami reli harga yang cukup signifikan selama sebulan terakhir.
Baca Juga: Bitcoin Berpeluang Cetak Rekor Baru di Level US$ 75.000 Jelang Pemilu AS dan FOMC
Luno Indonesia melihat, para investor kini menantikan awal bulan November. Penantian tersebut seiring di mana prediksi para analis yang memperkirakan pemilu AS berpotensi memberikan dampak besar bagi pasar kripto.
‘’Bulan November diawali dengan pemilu AS yang telah ditunggu-tunggu, yang kemudian akan segera diikuti oleh pengumuman pemotongan suku bunga dari The Fed dua hari setelahnya,’’ ungkap Luno dalam riset yang dibagikan, Kamis (31/10).
Luno memaparkan, pasar kripto di awal bulan November bakal disajikan data angka pengangguran AS pada tanggal 1 November 2024. Data ini penting karena dapat menentukan arah suku bunga acuan Federal Reserve.
Angka pengangguran AS merupakan salah satu indikator utama kesehatan ekonomi, yang mempengaruhi daya beli konsumen, kinerja perusahaan, dan keputusan kebijakan terkait suku bunga dan persediaan uang. Bulan September lalu, angka pengangguran AS turun menjadi 4,1%, dari angka 4,2% di bulan Agustus 2024.
Selanjutnya, investor kripto bakal menyoroti pemilu AS yang bakal digelar pada 5 November 2024. Pemilu AS menjadi sangat krusial bagi pasar kripto karena dipolitisasi kedua calon Presiden yakni Donald Trump ataupun Kamala Harris.
‘’Trump telah cukup vokal menyuarakan dukungan terhadap kripto, sedangkan Harris tidak terlalu menunjukkan dukungan partainya terhadap industri kripto. Apapun hasilnya para analis memprediksi terjadinya volatilitas selama peristiwa ini,’’ jelas Luno Indonesia.
Keputusan suku bunga AS yang diambil oleh The Fed juga sangat dinantikan para investor kripto pada 7 November 2024. Sebab, arah suku bunga Fed bisa berdampak pada investor kripto dengan memengaruhi likuiditas pasar dan toleransi risiko.
Luno mengatakan, suku bunga yang rendah akan membuat pinjaman lebih murah, sehingga bisa meningkatkan investasi terhadap aset-aset yang lebih berisiko seperti aset kripto. Adapun investor memprediksi The Fed akan memotong kembali suku bunga sebesar 0,25%, menurut alat pelacakan seperti SME FedWatch.
Federal Reserve (The Fed) sebelumnya mengumumkan pemotongan suku bunga sebesar 0,5% atau 50 bps pada September 2024, sehingga menurunkan rentang target di kisaran 4,75% hingga 5%. Ini menjadi pemotongan suku bunga pertama sejak Maret 2020.
Baca Juga: Harga Bitcoin Tembus Rp 1,12 Miliar, Optimisme Investor Kripto Kembali Meningkat
Luno melanjutkan, fokus investor setelah itu bakal bergeser ke pasar Asia yang menantikan rilis angka inflasi Tiongkok pada 9 November 2024. Data inflasi tiongkok bakal membantu para investor mengukur tren ekonomi, mengantisipasi tindakan dari bank sentral, dan memahami dampak luas pasar keuangan global.
Untuk diketahui, tingkat inflasi tahunan Tiongkok sebelumnya turun ke angka 0,4% pada bulan September 2024, dari 0,6% di bulan Agustus. Ini merupakan angka inflasi terendah sejak bulan Juni.
Di pertengahan bulan, angka inflasi AS selanjutnya yang bakal menjadi perhatian pada 13 November 2024. Angka inflasi AS perlu dipantau karena bakal menentukan arah suku bunga.
Angka inflasi AS yang terbaru untuk bulan September adalah 2,4%, turun dari angka 2,5% pada bulan Agustus. Inflasi AS tersebut mulai terkendali karena merupakan kenaikan tahunan terendah sejak Februari 2021.
Di samping faktor makroekonomi dan kebijakan moneter, Luno mengamati, rencana peluncuran Token Avalanche (AVAX) bakal berpengaruh bagi industri kripto. Koin AVAX diperkirakan bakal diluncurkan pada 18 November 2024.
‘’Perilisan koin Avalanche akan menjadikan 1,67 juta AVAX bisa diakses. Persediaan yang semakin banyak bisa memberikan tekanan pada harga, namun di sisi lain, berpotensi meningkatkan minat terhadap kripto tersebut,’’ pungkas Luno.
Selanjutnya: OJK Terima 561 Pengaduan Konsumen Terkait Investree
Menarik Dibaca: 6 Fakta Psikologis Manusia yang Jarang Diketahui Banyak Orang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News