Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Edy Can
JAKARTA. Mengikuti tren telekomunikasi terkini, PT XL Axiata Tbk (EXCL) berupaya mengembangkan bisnis layanan data. Operator telepon seluler ini berniat menggunakan setengah dari belanja modalnya, senilai Rp 6 triliun untuk 3G.
Strategi EXCL memperbesar bisnis layanan data sesuai dengan kinerjanya sepanjang paruh pertama 2011. Pendapatan dari layanan data tumbuh 47% secara year on year. Padahal, pendapatan keseluruhan hanya tumbuh 8,0%.
Kontribusi bisnis layanan data juga terlihat melesat dari 15% di tahun lalu menjadi 21%. Sementara, kontribusi layanan suara merosot, dan short message service (SMS) tumbuh tipis. Dua segmen terakhir juga turun secara kuartal.
Chandra S Pasaribu, analis Danareksa Sekuritas mengatakan, layanan data akan menjadi penggerak pertumbuhan EXCL selanjutnya lantaran prospek layanan suara dan SMS sudah terbatas. Analis Indo Premier Securities, Dang Maulida mengatakan, peluang bisnis layanan data dipicu harga smartphone yang kian murah dan semakin populernya situs jejaring sosial. "Layanan data menyisakan ruang pertumbuhan dari segi pengguna maupun frekuensi," kata dia.
Namun, yang menjadi catatan, ketatnya kompetisi menekan margin bisnis layanan data. Dalam catatan Dang, telekomunikasi data hanya memberi margin 20%-25%. Bandingkan dengan margin layanan suara yang berkisar 70%-80%, atau margin SMS yang mencapai 40%-50%.
Layanan suara
Dang memperkirakan, layanan suara masih menjadi kontributor utama EXCL. Meski kontribusi terhadap total pendapatan turun dari 61% menjadi 53%, bisnis suara masih mendominasi pendapatan EXCL di paruh pertama. "Di antara tiga operator telepon seluler terbesar, EXCL menerapkan tarif telepon terendah," kata Dang.
Ironisnya, kendati menerapkan tarif murah, jumlah pelanggan EXCL justru mengalami penurunan sejak Desember tahun lalu. Baik Chandra maupun Dang menurunkan proyeksi kinerja EXCL di 2011.
Dang memperkirakan, pendapatan EXCL hanya tumbuh single digit tahun ini. Dalam catatan Chandra, ada juga beban depresiasi yang membengkak.
Tiga analis JP Morgan Securities James R. Sullivan, Vishesh Gupta, dan Aditya Srinath memprediksi, pendapatan EXCL hanya bisa tumbuh 6%-7%, sejalan dengan pertumbuhan industri telekomunikasi. Angka ini di bawah target manajemen, 8%-9%.
Kendati demikian, Dang masih memberi rekomendasi buy untuk EXCL dengan target harga Rp 6.700 per saham. Pertimbangan dia, rasio price to earning growth (PEG) tahun 2011 sebesar 1,77 kali dinilai menguntungkan. Hitungan Dang, EXCL diperdagangkan dengan rasio EV/EBITDA 2011-2012 5,6-5,4 kali, serta rasio price to earning (PE) 2011-2012 14,1-13,5 kali.
Chandra juga merekomendasikan buy dengan target harga Rp 7.300 per saham yang mencerminkan rasio PE 2011-2012 14,8-14,5 kali. Sedangkan tim JP Morgan Securities memilih rekomendasi neutral dengan target harga Rp 5.600 per saham berdasarkan rasio PE 2011-2012 12,2-9,2 kali dan EV//EBITDA 2011-2012 5,4-4,2 kali.
Harga EXCL di penutupan Selasa (16/8) tetap di posisi Rp 5.300 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News