Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski iklim bisnis Jerman yang dirilis Ifo Institute for Economic Research jauh dari perkiraan pasar, mata uang euro masih tetap berhasil mengungguli dollar Amerika Serikat (AS). Menjelang pemungutan suara Rancangan Undang-Undang Pajak oleh Senat AS, The Greenback memang terlihat melemah terhadap sejumlah mata uang utama dunia.
Seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (19/12) pukul 17.00 WIB pasangan EUR/USD terlihat menguat 0,19% ke level 1.1804. Sejak dibuka pada level 1.1782 pasangan kedua mata uang ini memang terus menunjukkan tren penguatan.
“Saat ini dollar AS bergerak lesu karena kekhawatiran efek pertumbuhan pasca reformasi pajak diterapkan,” ujar Faisyal, Analis PT Monex Investindo Futures kepada Kontan.co.id, Selasa (19/12).
Walaupun RUU tersebut hampir pasti diloloskan tetapi keraguan pasar ini cenderung membuat indeks dollar AS terus mengalami pelemahan. Sepertinya pasar masih belum yakin kalau reformasi pajak yang tengah diusung oleh Presiden Donald Trump itu bisa memberi efek positif terhadap kondisi ekonomi negeri Paman Sam.
Sementara itu di lain pihak, euro justru menuai mengalami penguatan di tengah memburuknya iklim bisnis Jerman. Iklim bisnis Jerman tercatat terkoreksi dari 117,6 di bulan Oktober menjadi 117,2 di bulan November. Padahal awalnya hasilnya diperkirakan akan stabil di kisaran 117,6.
“Namun, nanti malam ketika RUU Pajak diloloskan kemungkinan akan terjadi pelemahan,” imbuhnya.
Secara teknikal saat ini harga berada diantara garis moving average (MA) 100 dan MA 200. Indikator moving average convergence divergence (MACD) berada di area netral level 0,0008. Kemudian indikator stochastic memberi sinyal pelemahan karena bergerak turun ke level 29,71 dan indikator relative strength index (RSI) malah mengindikasikan penguatan di level 63,37.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News