Reporter: Namira Daufina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Tekanan Brexit terus menggerus kekuatan sterling. Efeknya, euro berhasil melaju meski tengah berbalut sentimen negatif juga.
Mengutip Bloomberg, Senin (22/2) pukul 17.15 WIB pasangan EUR/GBP justru terbang tinggi 0,98% ke level 0,7804 dibanding hari sebelumnya.
Tercatat flash manufacturing PMI Jerman Januari 2016 tergelincir dari 52,3 ke level 50,2. Lalu flash manufacturing PMI Eropa periode yang sama juga turun dari 52,3 ke level 51,0. Hanya flash manufacturing PMI Prancis yang masih positif dengan naik dari 50,0 ke 50,3.
Suluh Adil Wicaksono, Analis PT Millenium Penata Futures menjelaskan penguatan yang terjadi pada EUR/GBP lebih disebabkan oleh tekanan negatif pada poundsterling. Sehingga, meski euro cukup lemah saat ini masih mampu mengungguli poundsterling.
Salah satu penyebab beban negatif pada GBP datang dari pernyataan Walikota London, Boris Johnson mengatakan akan berkampanye untuk mendukung keluarnya Inggris dari Uni Eropa. Perkara Brexit ini kembali membalut poundsterling dalam tekanan.
“Kesempatan ini yang akhirnya memberi peluang bagi euro untuk unggul,” kata Suluh. Selain memang pasar juga menantikan laporan inflasi Inggris Selasa (23/2). Karena beberapa waktu lalu, Mark Carney, Gubernur Bank of England memangkas target inflasi Inggris ke level 1% dari sebelumnya 2%.
Ada dugaan laporan inflasi Inggris kembali mengecewakan pasar. “Antisipasi ini akan membuat EUR/GBP akan cenderung menguat bahkan bisa berlanjut hingga Selasa (23/2),” prediksi Suluh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News