Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Data inflasi Australia menjadi penyebab tekanan AUD di hadapan EUR. Meski demikian, kondisi fundamental Australia masih lebih unggul dibanding Eropa.
Mengutip Bloomberg, Rabu (25/1) pukul 19.10 WIB, pairing EUR/AUD menguat 0,5% ke level 1,42294 dibanding sehari sebelumnya.
Wahyu Tribowo Laksono, data inflasi Australia menyeret mata uang AUD di hadapan EUR. Biro Statistik Australia merilis inflasi kuartal IV-2016 di angka 0,5% atau lebih rendah dari kuartal sebelumnya serta proyeksi di angka 0,7%. Padahal, angka inflasi sebenarnya tidak sepenuhnya buruk lantaran menunjukkan kondisi stabil. "Data ini konsisten dengan proyeksi Bank Sentral Australia (RBA) dan tidak akan mempengaruhi kebijakan dalam jangka pendek," ujarnya.
Sementara data ekonomi Eropa juga mengecewakan. Iklim bisnis Jerman bulan Januari turun ke angka 109,8 dari sebelumnya 111,0 serta di bawah proyeksi 111,3. "Tetapi secara umum AUD memang sedang mengalami koreksi. Apalagi EUR/AUD pekan lalu sempat menyentuh level terendah sejak Juni 2015," imbuh Wahyu.
Secara fundamental, mata uang AUD masih lebih unggul dibandingkan dengan euro. Pergerakan dollar Australia didukung oleh harga komoditas serta pengaruh perbaikan ekonomi China. Sedangkan dari Eropa, isu stimulus ekonomi masih belum jelas meski pemangkasan suku bunga sudah berhenti.
Kamis (26/1) Wahyu memprediksi EUR/AUD akan melanjutkan penguatan. Pergerakan euro menunggu beberapa data ekonomi seperti tingkat pengangguran Spanyol, penjualan ritel Italia, serta iklim konsumen Jerman. Sedangkan AUD minim sentimen lantaran libur nasional di Australia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News