Reporter: Agung Jatmiko | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Pergerakan nilai tukar euro terdongkrak oleh data tenaga kerja non pertanian Amerika Serikat (AS) yang jauh di bawah ekspektasi dan keputusan stimulus moneter Bank of Japan (BoJ). Data itu membuat dollar AS dan yen melemah. Tapi, pergerakan euro belum mampu menimbulkan tren menguat karena pengetatan anggaran Portugal.
Pasangan EUR/USD, Senin (8/4) pukul 15.21 WIB, menguat 0,20% menjadi 1,3017 dibanding penutupan akhir pekan lalu. Pairing EUR/AUD menguat 0,26% menjadi 1,2546 dan pasangan EUR/JPY menguat 1,55% menjadi 128,75, level tertinggi sejak Januari 2010.
Nizar Hilmy, analis SoeGee Futures bilang, pergerakan EUR/USD terbantu tipisnya pertumbuhan tenaga kerja non pertanian AS yang dirilis akhir pekan lalu. Namun, euro hanya menguat terbatas karena masalah krisis finansial zona Euro belum benar-benar pulih. Portugal menjadi sentimen negatif di Eropa, dengan kebijakan pemangkasan anggaran lanjutan yang merupakan syarat bailout tahun 2011. "Masalah ini menimbulkan kekhawatiran bahwa Portugal akan meminta bailout susulan," kata Nizar.
Daru Wibisono, analis Monex Investindo Futures mengatakan, kurs dollar Australia sedikit tertekan karena Reserve Bank of Australia mempertahankan kebijakan moneter, ditambah lagi dengan indikasi melambatnya ekonomi China. Tapi, pergerakan EUR/AUD ke depannya tergantung data ekonomi, baik dari Eropa maupun dari negara-negara mitra dagang Australia, karena dari sisi fundamental ekonomi, Australia sebenarnya masih jauh lebih bagus daripada zona Eropa.
Nurul Eti Nurbaeti, Head of Research Divisi Tresuri BNI menambahkan, penguatan euro terhadap yen murni disebabkan oleh keputusan BoJ terkait penambahan stimulus ¥ 7,5 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News