Reporter: Aris Nurjani | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Market cap pasar kripto kembali ke posisi di atas US$ 1 triliun. Secara khusus, total kapitalisasi pasar kripto pada 28 Juli mencapai US$ 1,052 triliun, memperoleh US$ 70 miliar atau naik 7% dalam 24 jam terakhir, menurut data CoinMarketCap.
Kenaikan market cap ini dibarengi reli Bitcoin dan Ethereum pasca The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin, alias sesuai ekspektasi pelaku pasar.
Trader Tokocrypto Afid Sugiono mengatakan, aset kripto yang performanya bagus adalah Ethereum (ETH) dan juga Ethereum Classic (ETC).
"Nilai ETH telah meroket sekitar lebih dari 32% selama 30 hari terakhir karena sentimen positif kabar tentang proses The Merge atau atau perpindahan dari jaringan Proof-of-Work ke Proof-of-Stake yang dijadwalkan selesai pada 19 September 2022," katanya kepada kontan.co.id, Jum'at (29/7).
Baca Juga: Korban Anjloknya Pasar Kripto Bertambah, Broker Zipmex Terdampak
Afid menyampaikan, merge akan mengubah protokol dari model Proof-of-Work saat ini ke model Proof-of-Stake yang hemat energi dan ramah lingkungan.
Mulai dari akhir Juli hingga September nanti Ethereum akan memulai proses The Merge. Hal ini disambut positif oleh investor sehingga menggerakkan market secara keseluruhan.
Pergerakan ETH yang positif rupanya juga berdampak pada Ethereum Classic (ETC). ETC mencatat keuntungan signifikan lebih dari 100% dalam 30 hari terakhir.
Hal ini sebagian didukung oleh aktivitas jaringan pada blockchain Ethereum utama, khususnya peningkatan The Merge yang dijadwalkan untuk bulan September.
Sementara aset kripto yang kinerja buruk di bulan Juli yaitu kripto Voyager Token (VGX) karena dalam dua minggu terakhir VGX sudah turun lebih dari 28% atau nilainya anjok -US$ 0,039.
"Penyebab penurunan harga VGX masih berkaitan dengan perusahaan pialang dan pemberi pinjaman kripto, Voyager Digital (VOYG) yang mengajukan proses kebangkrutan pada 6 Juli 2022 setelah dana lindung nilai yang sekarang tidak berfungsi, karena Three Arrows Capital (3AC) gagal membayar pinjaman senilai lebih dari US$ 650 juta. VGX adalah token asli Voyager Digital," tuturnya.
Baca Juga: Peringatan Kehancuran Pasar Robert Kiyosaki dan Tiga Aset yang Direkomendasikan
Afid mengatakan, kenaikan harga kripto kemungkinan besar akan berlangsung beberapa hari ke depan pasca pengumuman kenaikan suku bunga acuan AS oleh Th Fed yang disambut positif oleh investor. Meski begitu, secara umum market kripto masih sideways, belum bull run signifikan.
"Sejauh ini juga belum ada sentimen negatif yang bisa memberikan pukul terhadap market. Hal yang harus diwaspadai adalah nanti ada banyak trader yang akan mulai akumulasi keuntungan atau taking profit, sehingga aksi jual akan lebih banyak dan membuat harga kripto sedikit turun," tuturnya.
Menurut Afid dalam jangka pendek, investor sangat ini sedang menikmati reli kenaikan harga. Setelah melakukan aksi wait and see sejak awal pekan hingga membuat sejumlah kripto turun nilainya, investor kini terlihat percaya diri melakukan akumulasi.
Investor semakin bergairah masuk ke market setelah mendengar hasil rapat komite pasar terbuka federal (FOMC) bank sentral AS, The Fed menaikkan suku bunga acuan 75 basis poin.
Di samping itu, ada hal yang tampaknya membuat investor tenang adalah sikap Ketua The Fed, Jerome Powell yang mengatakan kemungkinan besar kembali menaikan suku bunga pada September mendatang.
Namun, setelah bulan selanjutnya, ada sinyal The Fed kemungkinan bakal memperlambat laju kenaikan suku bunga untuk mengevaluasi dampak kebijakan moneternya terhadap inflasi dan pertumbuhan ekonomi AS.
Afid mengatakan, tingginya aksi akumulasi di market kripto juga didorong oleh sentimen kinerja dari indeks pasar saham AS, setelah nilai saham perusahaan raksasa teknologi, seperti Microsoft dan Alphabet membukukan pertumbuhan tinggi.
"Investor kripto kerap menggunakan indeks saham AS, utamanya saham-saham teknologi, sebagai tolok ukur untuk melakukan akumulasi," ucapnya.
Afid menyampaikan, investor bisa menggunakan strategi Dollar Cost Averaging (DCA) di mana membeli sejumlah aset kripto tanpa melihat kondisi pasar apakah mengalami koreksi bearish atau bullish.
"Kuncinya adalah konsisten untuk melakukan DCA dan tetap melakukan riset," tuturnya
Baca Juga: IMF Keluarkan Peringatan Ini, Investor Mata Uang Kripto Mesti Waspada
Afid menyampaikan strategi DCA ini sendiri dapat menjadi peluang yang menguntungkan, ketika market kembali bull run lebih jauh. Akumulasi yang dikumpulkan bisa membawa untung bagi investor dalam jangka panjang.
Selain itu, bisa melakukan strategi short selling saat harga aset kripto reli singkat. Short positioning ini akan menguntungkan saat nilai aset tertentu mengalami kenaikan sedikit demi sedikit.
"Namun, perlu diingat pelajari dahulu teknis short selling, karena dibutuhkan prediksi yang tepat atas pergerakan harga kripto," tuturnya.
Afid mengatakan optimisme pelaku pasar kian terbakar setelah The Fed mengatakan kemungkinan untuk memperlambat laju kenaikan bunga acuan di kuartal IV tahun ini.
"Jika The Fed menahan laju bunga acuannya, maka pelaku pasar berkemungkinan besar masih mau mengalirkan likuiditas ke pasar kripto," ujarnya.
Afid menjelaskan implikasi dari merebut kembali kapitalisasi pasar US$ 1 triliun dapat dilihat sebagai tanda positif dalam dorongan untuk mengakhiri crypto winter.
"Namun, dengan korelasi baru-baru ini dengan pasar ekuitas, berakhirnya musim dingin kripto mungkin menghadapi tantangan, terutama dengan tren ekonomi makro seperti inflasi," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News