Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Edy Can
JAKARTA. PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) mengucurkan pinjaman kepada anak usahanya PT Panca Amara Utama untuk membangun pabrik ammonia. Nilai pinjaman yang dikucurkan itu bernilai US$ 50 juta.
Berdasarkan prospektus yang dirilis ESSA Jumat (25/7), pinjaman bertenor 36 bulan itu dikenakan bunga sebesar 5% per tahun. Pinjaman ini berlaku sejak 18 Juli lalu. "Sumber dana yang digunakan oleh perseroan untuk mendukung pengembangan Panca Amara Utama berasal dari pendapatan operasional dan fasilitas kredit yang diterima oleh perseroan dari perbankan," tulis manajemen ESSA.
Pengucuran pinjaman ini sebagai salah syarat pendahuluan agar Panca Amara Utama bisa mencairkan pinjaman sekitar US$ 500 juta dari International Finance Corporation (IFC). Nantinya, dana IFC ini digunakan untuk menambal biaya pembangunan pabrik ammonia yang berada di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. Biaya pembangunan pabrik itu mencapai US$ 799 juta.
ESSA merancang pabrik ini bakal memiliki kapasitas produksi 700.000 ton per tahun. Untuk merealisasikan proyek itu, Panca Amara Utama sudah menempuh beberapa langkah. Pertama, menandatangani perjanjian pokok jual beli gas dengan joint operating body Pertamina Medco Tomori Sulawesi senilai US$ 1,4 miliar
Pertamina Medco Tomori Sulawesi menyepakati memasok gas sebanyak 55 million standard cubic feet per day (mmscfd). Pengiriman gas akan dilaksanakan mulai kuartal IV 2016 hingga tahun 2027.
ESSA juga telah menandatangani Engineering Procurement Contract (EPC) dengan konsorsium PT Inti karya Persada Teknik dan Toyo Engineering Corporation (Jepang) untuk membangun dan mendirikan pabrik ammonia.
ESSA juga mencari dana lewat sumber lain yaitu dengan menerbitkan 100 juta saham baru melalui skema penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) alias private placement.
Awalnya, harga saham baru tersebut dipatok minimal Rp 2.775 per saham dengan total senilai Rp 277,5 miliar. Namun, pada awal Maret 2013, ESSA merevisi kisaran harga private placement menjadi Rp 3.000 - Rp 3.500 per saham.
Walhasil, total dana dari hasil private placement adalah senilai Rp 300 miliar-Rp 350 miliar. Manajemen ESSA sebenarnya berkali-kali mengklaim tengah bernegosiasi dengan beberapa calon investor strategis yang siap menyerap saham private placement tersebut.
Sempat beredar kabar Mitsubishi Corporations dan Mitsui Group menjadi calon investor strategis tersebut. Namun, hingga kini, kelanjutan dari private placement ini belum jelas ujungnya. Pada Jumat (25/7), harga ESSA tidak bergerak dari Rp 2.210 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News