Reporter: Surtan PH Siahaan | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Konsumsi produk teknologi informasi (IT) terus meningkat. Data Kementerian Perdagangan Indonesa menyebut, tahun lalu belanja produk ini nilainya mencapai US$ 30 miliar atau setara 6% total konsumsi nasional. Kontribusi terbesar berasal dari telepon seluler.
Tak heran, kinerja PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) pun meningkat. Laba bersih komprehensif emiten berkode ERAA di kuartal III 2012 melonjak 184% year-on-year (yoy) menjadi Rp 329 miliar dibanding periode sama tahun lalu. Pendapatan ERAA juga melesat 148% menjadi Rp 9,6 triliun.
Para analis sepakat, pertumbuhan pengguna ponsel pintar akan terus bertumbuh. Selama ini, Erajaya memang bermain di segmen tersebut.
Pertumbuhan kinerja Erajaya tidak hanya berasal dari meningkatnya penjualan ponsel. Tapi juga langkah anorganik emiten yaitu dengan akuisisi gerai resmi produk Apple Indonesia, IBox.
Kontribusi IBox
Stevanus Juanda, analis JP Morgan memprediksi, akuisisi IBox akan berkontribusi besar terhadap pendapatan ERAA di akhir tahun ini.
ERAA juga berencana menambah 23 gerai IBox hingga tahun depan. ERAA sudah memiliki outlet ritel sebanyak 279 unit. "Hingga kuartal pertama ini sudah bertambah menjadi lebih dari 300 outlet," ujar Stevanus.
Selain itu, ERAA memiliki 86 titik distribusi dan lebih dari 17.000 jaringan reseller di seluruh Indonesia.
Analis Bahana Sekuritas, Aditya Eka Prakasa dalam risetnya mengatakan, kontribusi pendapatan IBox tahun depan akan menyumbang 9,7% dari total pendapatan di 2013. Sedangkan, kontribusi di tahun ini bisa mencapai 5% atau Rp 543 miliar.
Aditya memproyeksi, pada tahun ini penjualan ERAA akan mencapai Rp 11,7 triliun. Sedangkan, tahun depan bisa mencapai Rp 16,2 triliun. Adapun, laba bersih akan mencapai Rp 434 miliar di tahun ini dan Rp 599 miliar di 2013.
ERAA juga mengakuisisi 30% saham PT Inovidea Magna Global. Analis Mandiri Sekuritas, Adrian Joezer, dalam risetnya menyebut, aksi itu akan mendukung strategi ERAA menyediakan value added services dan konten pelanggan. Adrian memperkirakan, bisnis ERAA akan bertumbuh ke depannya seiring hak eksklusif sebagai distributor BlackBerry Gemini.
Adanya peraturan Kementerian Perdagangan yang akan membatasi impor ponsel tidak akan mempengaruhi ERAA. Perseroan justru yakin, pembatasan impor ponsel akan menguntungkan distributor dan retailer resmi.
Director Marketing Communications ERAA, Djatmiko Wardoyo, menilai, pembatasan impor ponsel tersebut justru akan membatasi peredaran ponsel ilegal. ERAA adalah importir dan distributor merek Nokia, BlackBerry, Samsung, Sony Mobile, Huawei dan Serena.
Karena alasan itu, Aditya menyarankan hold pada saham ERAA dengan target Rp 2.650 per saham. Harga ini mencerminkan price earning ratio (PER) 9,1 kali di 2013.
Sementara, Adrian merekomendasikan buy dengan target harga Rp 2.950. Stevanus menyarankan overweight pada saham ERAA dengan target Rp 3.000 per saham dalam 12 bulan ke depan. Kemarin, harga ERAA ditutup menguat 2,88% ke Rp 2.675.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News