kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Era MEA, persaingan sektor semen semakin berat


Kamis, 07 Januari 2016 / 17:25 WIB
Era MEA, persaingan sektor semen semakin berat


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Bergulirnya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) per 1 Januari 2016, memicu kekhawatiran persaingan di industri semen. Terutama semakin maraknya pemain-pemain baru di sektor ini.

Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri mengatakan bahwa persaingan di sektor industri semen memang sangat berat. Apalagi dengan berlangsungnya MEA artinya membuka kesempatan kepada perusahaan lain untuk melakukan ekspansi bisnisnya ke Indonesia.

"Persaingan di industri semen itu datang dari ekspansi dari luar, jadi banyak sekali semen luar yang buka pabrik di Indonesia. Jadi kalau kita lihat, ini menyebabkan persaingan cukup berat," ujarnya kepada KONTAN, Kamis (7/1).

Saat ini, untuk sektor industri semen, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) masih menguasai market cukup besar. Setelah itu ada PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), dan PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) yang kumulatif ketiganya menguasai sepertiga pasar domestik.

"SMGR dibandingkan dengan pemain lain itu dia kira-kira 43% market share, tapi kan nanti ada datang dari Thailand dan Vietnam, saya memang belum tau besarannya, tapi bisa cukup mengganggu. Kalau sekarang, porsi SMGR, INTP, dan SMCB itu sudah 80%, sisanya di pemain kecil," lanjutnya.

Senada dengan Hans, Lucky Bayu Purnomo, Analis LBP Enterprise mengatakan bahwa pemberlakuan MEA sedikit banyak akan membuat persaingan di sektor industri semen lebih ketat. Hal ini harus disikapi pemerintah dan pelaku pasar agar lebih meningkatkan kinerjanya pada tahun ini.

"Untuk sekarang industri semen memang masih positif, tapi untuk jangka panjang, satu atau dua tahun lagi pemerintah harus menaruh perhatian penuh. Karena dengan adanya MEA, itu akan menghantui industri semen, persaingan akan semakin ketat," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×