Reporter: Marti Riani Maghfiroh | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KARTA. Beberapa waktu belakangan, perekonomian Indonesia tengah dilanda prahara. Hal itu ditandai dengan tingginya tingkat inflasi, rupiah yang terus terdepresiasi, dan kenaikan suku bunga acuan (BI Rate).
Faktor-faktor tersebut ternyata cukup berdampak pada kondisi pasar surat utang. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mengungkapkan, beberapa perusahaan yang telah memberikan mandat pemeringkat pada Pefindo memutuskan untuk menunda penerbitan surat utangnya. Tercatat setidaknya ada empat perusahaan yang menunda penerbitan surat utangnya dengan total emisi mencapai Rp 1,65 triliun.
“Kondisi sekarang memang tidak memungkinkan perusahaan tersebut untuk menerbitkan surat utang di tahun 2013," ujar Yohannes Arts Abimanyu, Direktur Hukum dan Kepatuhan Pefindo di Jakarta hari ini (5/9).
Yohannes bilang, keempat perusahaan tersebut berencana untuk menerbitkan surat utang tahun depan (2014) sembari menunggu perbaikan dan kestabilan kondisi ekonomi Indonesia.
Dia memberikan bocoran, keempat perusahaan tersebut terdiri dari satu perusahaan dari sektor perbankan dengan nilai emisi Rp 300 miliar, satu perusahaan dari sektor konstruksi dengan nilai emisi Rp 800 miliar, satu perusahaan dari sektor perkebunan dengan nilai emisi Rp 200 miliar, dan satu perusahaan dari sektor lain-lain dengan nilai emisi Rp 350 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News