Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hajatan initial public offering (IPO) masih ramai hingga akhir tahun. Setelah 54 emiten baru tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang 2022, masih ada empat calon emiten yang antre di daftar IPO.
Terbaru, ada PT Personel Alih Daya Tbk (PADA) yang memulai masa book building kemarin, Rabu (16/11). PADA menawarkan sebanyak-banyaknya 900 juta saham baru atau setara 28,75% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Harga penawaran sebesar Rp 100 per saham-Rp 120 per saham sehingga PADA berpotensi meraih dana hingga Rp 108 miliar. PADA merupakan penyedia jasa teknikal dan pemeliharaan peralatan telekomunikasi, jasa call center, jasa layanan perkantoran, jasa keamanan dan jasa sumber daya manusia.
Selain PADA, ada PT Isra Presisi Indonesia Tbk (ISAP) yang menyelesaikan periode book building pada Senin (14/11). ISAP memasang harga di rentang Rp 95 per saham-Rp 100 per saham, dengan target perolehan dana hingga Rp 150 miliar dari penawaran 1,5 miliar saham atau 37,31%.
ISAP bergelut di industri perkakas mesin untuk pengerjaan logam dalam pembuatan komponen otomotif dan non-otomotif. ISAP merupakan salah satu vendor dari Grup Astra.
Baca Juga: Ekspansi Multi Medika (MMIX): Garap IP Artis K-Pop, Termasuk BTS
Selanjutnya, ada PT Techno9 Indonesia Tbk (NINE) yang menerbitkan sebanyak-banyaknya 432 juta saham baru atau 20,03%. Menawarkan harga pada rentang Rp 70 per saham-Rp 90 per saham, NINE berpotensi meraup dana hingga Rp 38,88 miliar.
NINE berada di sub sektor IT services dan consulting. Kegiatan usaha utama bergelut di perdagangan komputer dan perlengkapannya, yang juga memiliki solusi layanan transformasi digital.
Berikutnya ada PT Multi Medika Internasional Tbk (MMIX) yang akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 600 juta saham baru atau setara 25%. Dengan harga penawaran Rp 160 per saham-Rp 210 per saham, MMIX bisa menghimpun dana hingga Rp 126 miliar.
MMIX merupakan perusahaan distribusi fast moving consumer goods (FMCG) yang mengantongi lisensi intellectual property (IP) global dan Korea Selatan. MMIX mendistribusikan berbagai produk consumer goods yang sebagian besar ke jalur perdagangan modern dan e-commerce.
Baca Juga: Sejumlah Emiten Garap Peluang dari Ekosistem EV, Simak Prospek Sahamnya
Research & Consulting Manager Infovesta Utama Nicodimus Kristiantoro melihat IPO keempat perusahaan yang akan mulai melantai di BEI pada awal Desember itu berpotensi menarik minat pasar sesuai target investornya masing-masing. Ada beberapa alasan yang mendasari proyeksi tersebut.
Pertama, secara fundamental, keempat calon emiten itu cenderung menunjukkan peningkatan kinerja pada laporan keuangan. Kedua, penggunaan dana IPO pada keempat perusahaan tersebut mayoritas dipakai untuk kepentingan produktif dan modal kerja.
Ketiga, harga penawaran yang tergolong murah. "Bahkan untuk ISAP dan MMIX memberikan sweetener tambahan untuk investor yakni bagi yang memiliki saham pada tanggal penjatahan akan mendapatkan warran," ujar Nico kepada Kontan.co.id, Rabu (16/11).
Nico juga memperkirakan prospek kinerja ISAP dan MMIX cukup cemerlang. Posisi ISAP sebagai salah satu pemasok sparepart ke Astra Grup memoles prospek bisnisnya, ditambah dengan proyeksi pertumbuhan di industri otomotif.
Sedangkan MMIX memiliki strategi usaha untuk menggenjot penjualan produk-produk dengan IP artis K-Pop yang memiliki pangsa pasar besar. "Fanbase K-Pop di Indonesia sangat loyal. Strategi ini bisa menjadi daya tarik untuk investor," sebut Nico.
Baca Juga: OJK Mengubah Dua Stimulus Untuk Emiten
Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova punya perhatian yang sama. Menimbang indeks sektoral, Ivan memandang emiten di sektor barang konsumsi nonprimer dan primer cenderung akan menarik dilirik.
Adapun, dari keempat calon emiten, ISAP masuk ke dalam sektor barang konsumsi nonprimer. Sedangkan yang termasuk sektor barang konsumsi primer adalah MMIX.
Sementara itu, NINE berada di sektor teknologi dan PADA masuk ke sektor perindustrian. "Tapi untuk lebih jauh lagi, perlu mempelajari prospektus terutama kondisi keuangan serta tujuan penggunaan dana IPO," ujar Ivan.
Dia pun mengingatkan pelaku pasar untuk mencermati pergerakan pasca IPO, lalu mempelajari dari tren awal yang terbentuk. Saran Ivan, ada baiknya jika investor terlebih dulu berorientasi pada tren jangka pendek.
"Kecuali memang investor yakin bahwa emiten bersangkutan memiliki prospek baik dan kondisi yang sehat secara fundamental," imbuh Ivan.
Hal senada disampaikan Nico. Menurutnya, pelaku pasar perlu cermat menerapkan strategi investasi di tengah volatilitas harga pada hari pertama IPO hingga beberapa hari setelahnya. "Investor perlu concern dengan hal ini," tandas Nico.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News