kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Emiten Telekomunikasi Bersaing Lewat Integrasi FMC, Simak Rekomendasi Sahamnya


Minggu, 25 Desember 2022 / 18:46 WIB
Emiten Telekomunikasi Bersaing Lewat Integrasi FMC, Simak Rekomendasi Sahamnya
ILUSTRASI. Ke depan, pangsa pasar telekomunikasi bakal ditentukan dari integrasi Fixed Mobile Convergence (FMC)..KONTAN/Baihaki/BTS/XL


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persaingan emiten sektor telekomunikasi semakin ketat. Ke depan, pangsa pasar telekomunikasi bakal ditentukan dari integrasi Fixed Mobile Convergence (FMC).

Analis MNC Sekuritas Andrew Sebastian Susilo dalam riset 2 Desember 2022 menjelaskan, meskipun sekitar 73,7% populasi masyarakat telah memperoleh akses ke internet, penggunaan jaringan seluler dan fixed broadband di Indonesia masih menyisakan gap yang besar.

"Hal itu menunjukkan bahwa fixed broadband memiliki potensi yang sangat besar di masa depan, apalagi dengan jumlah rumah tangga yang menggunakan internet semakin meningkat dalam 5 tahun terakhir.

Andrew bilang, FMC membantu menghilangkan perbedaan antara mobile broadband dan fixed broadband. Penggabungan dua jenis usaha tersebut mempercepat jumlah pelanggan fixed broadband dengan memanfaatkan jumlah pelanggan jaringan seluler yang sangat besar. 

Baca Juga: PT XL Axiata Tbk (EXCL) Fokus Cari Pendanaan Lewat Rights Issue

Emiten telekomunikasi telah menghabiskan sebagian besar belanja modal alias capital expenditure (capex) 2022 untuk pengembangan FMC.

TLKM telah menghabiskan lebih dari Rp 20 triliun atau lebih dari 50% dari total capex untuk pengembangan FMC. TLKM sedang dalam proses penggabungan antara Telkomsel dan IndiHome yang ditargetkan rampung pada kuartal I-2023.

Sementara EXCL telah mengeluarkan capex sebesar Rp 8,7 triliun untuk FMC di tahun ini. EXCL berkolaborasi dengan KBLV setelah mengakuisisi LINK pada semester I-2022.

"Ini karena potensi keuntungan meningkatkan pendapatan yang mungkin dihasilkan FMC. Terutama untuk pendapatan fixed broadband yang diproyeksikan meningkat hingga 32%," tulis Andrew dalam riset, Jumat (2/12).

Selain itu, beberapa operator meningkatkan paket datanya sebesar 4%-20% year to date (ytd), dari periode Januari-September 2022. 

Hal tersebut menyusul berkurangnya persaingan di industri telekomunikasi dengan jumlah operator berkurang menjadi hanya empat pemain besar yaitu TLKM, EXCL, ISAT dan FREN.

Menariknya, terlihat pula pergeseran pelanggan TLKM ke operator lain. Pengguna Telkomsel turun sebesar 5,8% quartal on quartal (QoQ) di kuartal ketiga 2022. Sementara pelanggan operator seluler dari EXCL dan ISAT berhasil tumbuh masing-masing 0,3% dan 2,5% QoQ.

TLKM kini lebih mengandalkan IndiHome. Pendapatan dari Indihome tumbuh sebesar 1,1% qoq dengan penambahan 149.000 pelanggan di kuartal ketiga.

BRI Danareksa Sekuritas meyakini FMC dapat memperoleh keuntungan pengguna untuk konektivitas dan biaya lebih rendah karena cross-selling. Peningkatan harga paket data juga dapat meningkatkan pendapatan dan layanan emiten telekomunikasi di tahun depan.

Analis Samuel Sekuritas Paula Ruth mengatakan bahwa dalam jangka pendek, perusahaan telekomunikasi mungkin akan lebih berhati-hati dalam memonetisasi bisnis data mengingat kenaikan inflasi. Namun, prospek monetisasi dalam jangka panjang tetap optimis atas peningkatan biaya data karena bakal didukung oleh pemulihan ekonomi. 

"Jumlah pemain industri telekomunikasi yang lebih sedikit bisa mendukung monetisasi data dalam jangka panjang," imbuh Paula kepada Kontan.co.id, (25/12). 

Terlebih, dampak musiman di kuartal IV-2022 karena ada momen Natal ataupun tahun baru juga menjadi katalis positif untuk peningkatan penggunaan data. Streaming Piala Dunia 2022 melalui layanan Over The Top (OTT) turut akan sedikit mendorong pertumbuhan lalu lintas data.  

Serta, ada dukungan dari meningkatnya permintaan untuk layanan data seluler dalam transisi bertahap menuju gaya hidup yang berbasis digital.

Analis BRI Danareksa Sekuritas Niko Margaronis dalam riset 28 November 2022 sepakat bahwa kinerja emiten sektor telekomunikasi di kuartal IV-2022 akan kuat.

Acara Piala Dunia FIFA bisa menjadi faktor untuk penggunaan data yang lebih tinggi seiring dengan liburan sekolah, dan perayaan tahun baru di tengah ketidakpastian ekonomi.

Sementara untuk tahun 2023, dia memperkirakan sektor seluler yang dihuni TSEL, ISAT, EXCL, FREN bakal tangguh dan tumbuh sebesar 5%-6% yoy karena paket data beroperasi dengan harga lebih tinggi.

"Potensi kenaikan upah minimum di tahun depan akan mendukung harga yang lebih tinggi tersebut," kata Niko dalam risetnya.

TSEL dan ISAT juga masih berupaya menonaktifkan situs Base Transceiver Station (BTS) 3G. Menurut Niko, langkah tersebut akan menghemat ruang menara dan berpotensi menciptakan lebih banyak penghematan.

Baca Juga: Solusi Sinergi Digital (WIFI) Akuisisi 3.984 Km Fiber Optik dari EXCL

Menurut Paula, dari sejumlah saham telekomunikasi, saham TLKM dinilai cukup menarik. Alasannya, didukung oleh jumlah pelanggan yang mungkin akan relatif lebih stabil di tahun 2023, setelah sebelumnya menurun di kuartal III-2022. Integrasi FMC antara IndiHome dan Telkomsel dapat memperkuat kepemimpinan TLKM Group baik di sektor mobile maupun fixed broadband.

Selain itu neraca keuangan masih solid. Karenanya, Paula merekomendasikan buy saham TLKM dengan target harga Rp 4.500 per saham.

Sementara itu, Mohammad Fakhrul Arifin, Analis BCA Sekuritas dalam riset 18 November 2022 merekomendasikan buy saham EXCL dengan target harga Rp 5.000 per saham. 

Menurutnya, ada potensi nilai lebih dari sinergi operasional antara EXCL-LINK dalam meluncurkan produk konvergensi. Keduanya menciptakan perpaduan antara penawaran produk LINK dan EXCL seperti Paket Kuota Bersama. Langkah ini dapat menghasilkan arus kas yang sehat dan profil profitabilitas yang lebih tinggi.

Gani, Analis Ciptadana Sekuritas menilai saham ISAT cukup menarik. Lantaran ISAT terus melaporkan pos kemajuan integrasi dari penggabungan yang kuat.

ISAT juga menunjukkan kemajuan yang baik dari penghapusan situs duplikat.

Integrasi dan penghapusan situs duplikat tidak hanya akan mendorong penghematan biaya khususnya di bidang kelistrikan, manajemen servis, dan biaya sewa tetapi juga akan memudahkan ISAT untuk kembali ke mode yang lebih ekspansif.

Gani merekomendasikan buy saham ISAT dengan harga Rp 8.400 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×