Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor farmasi di kuartal satu 2021 dinilai berjalan cukup positif. Berdasarkan penelusuran Kontan sebelumnya, sepanjang kuartal satu 2021, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO), dan PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA), mengalami pertumbuhan.
KLBF dan SIDO yang mencatatkan pertumbuhan dari sisi top line maupun bottom line. KLBF mengantongi kenaikan pendapatan bersih 3,79% secara year on year (yoy) menjadi Rp 6,02 triliun. Sementara itu, untuk pendapatan SIDO naik 8,58% secara yoy menjadi Rp 793,42 miliar.
Dari sisi bottom line, SIDO mencatatkan pertumbuhan lebih tinggi 16,20% secara yoy menjadi Rp 269,04 miliar. Adapun laba bersih KLBF bertumbuh 7,05% secara yoy menjadi Rp 716,47 miliar.
Baca Juga: Penjualan bulan lalu naik, Matahari Putra Prima (MPPA) kuasai 24% pangsa pasar
Menurut Analis NH Korindo Sekuritas Putu Chantika, hal ini dikarenakan masyarakat yang cenderung lebih sadar terhadap kesehatan. Ia juga merasa saat ini kesadaran masyarakat pada kesehatannya ini dinilai mendorong permintaan untuk vitamin dan suplemen kesehatan.
Akan tetapi, menurutnya juga masyarakat masih kurang nyaman untuk pergi ke rumah sakit. “Hal ini memberikan tekanan pada produk obat resep,” kata Putu, kepada Kontan, Jumat (21/5).
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menuturkan kinerja yang baik saat ini karena kebutuhan masyarakat pada sektor ini masih tetap tinggi, dan juga hal ini menurutnya secara daya beli masyarakat dapat segera pulih.
Akan tetapi, Sukarno melihat bahwa saat ini belum ada sentimen yang dapat membuat harga kembali dapat naik kembali. Hal ini dikarenakan euforia yang sudah berkurang.
Baca Juga: Enseval Putra Megatrading (EPMT) targetkan penjualan naik 5%-7% di tahun ini
Sentimen yang dapat mengangkat sektor farmasi di tahun ini menurut Putu adalah dari keputusan pemerintah terkait dengan program vaksin gotong royong. Hal ini dinilai bisa menjadi sentimen positif bagi sektor farmasi untuk jangka panjang.
“Apalagi jika hal ini sesuai dengan rencana KLBF akan mengomersialisasikan vaksinnya pada kuartal 4 tahun ini,” kata Putu Chantika.
Di sektor ini, Analis BRI Danareksa Natalia Sutanto dalam risetnya menjelaskan bahwa pandemi telah meningkatkan permintaan akan produk herbal, suplemen, dan vitamin yang meningkatkan kekebalan daya tahan tubuh. Ia melihat bahwa perusahaan farmasi juga berfokus pada kategori tersebut dengan meluncurkan produk dan varian baru.