Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aksi mendirikan entitas usaha baru maupun perusahaan patungan (Joint Venture/JV) marak terjadi di tahuh ini. Emiten menggelar strategi tersebut demi memuluskan langkah ekspansi, diversifikasi maupun menunjang bisnis utama perusahaan.
PT Indika Energy Tbk (INDY) menjadi contoh emiten yang paling getol menjalankan langkah ini. Sebagai contoh, lewat anak usahanya, PT Indika Medika Nusantara, pada 11 Januari 2023 INDY membentuk JV bersama perusahaan manufaktur alat kesehatan asal Korea Selatan, Bioneer Corporation. JV itu diberi nama PT Bioneer Indika Group.
Baca Juga: Konstruksi Tambang Emas Anak Usaha Indika Energy (INDY) di Sulsel Segera Dimulai
INDY melanjutkan aksinya dengan mendirikan sejumlah perusahaan baru, terutama untuk mendukung ekspansi bisnis ekosistem kendaraan bermotor listrik melalui anak usahanya. Antara lain mendirikan PT Manufaktur Teknologi Baterai, PT Industri Baterai Nusantara, dan PT Kalista Nayara Dayautama.
Pada 2 November 2023, INDY melebarkan sayap di bisnis perdagangan kopi, teh dan kakao dengan mendirikan PT Laras Ekosistem Organik.
Head of Corporate Communications Indika Energy Ricky Fernando mengungkapkan, langkah ini menjadi bagian dari upaya diversifikasi INDY untuk menggenjot kontribusi bisnis non-batubara.
Ricky bilang, pendirian anak-anak usaha baru di sektor non-batubara selaras dengan komitmen INDY meningkatkan pendapatan hingga minimal 50% dari sektor non-batubara pada tahun 2025. Kemudian mewujudkan netral karbon pada tahun 2050.
Baca Juga: Indika Energy (INDY) Buyback Surat Utang Senilai US$ 33,87 Juta
"Kami terbuka untuk mengeksplorasi bisnis yang sejalan dengan strategi dan tujuan perusahaan. Diversifikasi usaha yang kami lakukan terfokus di sektor non-batubara," kata Ricky kepada Kontan.co.id, Minggu (26/11).
Tak hanya INDY, sederet emiten juga membentuk entitas usaha baru maupu JV. Terbaru ada emiten rumah sakit PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ) yang membentuk anak usaha baru untuk menunjang kegiatan utama bisnisnya.
Sebagai contoh lainnya, beberapa emiten yang mendirikan entitas usaha baru maupun JV di tahun ini adalah PT Lautan Luas Tbk (LTLS), PT Sinar Eka Selaras Tbk (ERAL), PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID), PT Harum Energy Tbk (HRUM), PT Ifishdeco Tbk (IFSH), PT Mitra Investindo Tbk (MITI), dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).
Analis dan Branch Manager Jasa Utama Capital Sekuritas Manado, Grandly Christophel mengamati, ramai ekspansi melalui pembentukan anak usaha baru maupun JV telah terjadi sejak tahun 2021.
"Ini menandai para pelaku bisnis optimistis akan pemulihan ekonomi pasca pandemi covid," kata Grandly kepada Kontan.co.id, Minggu (26/11).
Baca Juga: Harga Saham-Saham yang Terafiliasi dengan GOTO Kompak Melejit, Efek TikTok?
Kelanjutan di tahun 2023 memberikan sinyal bahwa emiten menilai kondisi ekonomi sudah kondusif ke arah yang lebih positif. Hal ini juga didorong dengan gencarnya pergerakan pemerintah dalam mencari investor, termasuk dari luar negeri.
Grandly menaksir langkah pemerintah ini akan ikut mendorong ramainya pembentukan JV pada tahun-tahun mendatang. Catatan dia, ekspansi dengan membentuk anak usaha baru maupun JV bisa mendorong kinerja emiten, namun dampaknya tidak instan.
"Emiten bisa melebarkan sayap ke bidang usaha lain, memperluas akses geografis, mempercepat penetrasi pasar, memiliki sumber daya seperti modal dan keterampilan yang lebih besar. Ini menjadi pengharapan besar para investor terhadap kinerja emiten melihat hasil jangka panjangnya," ungkap Grandly.
Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menimpali, kondisi makro dan industri yang lebih kondusif membuat risiko bisnis lebih terukur.
Sukarno menilai mayoritas emiten yang mendirikan entitas usaha baru maupun JV punya prospek positif dalam jangka panjang.
Terutama yang tujuan pembentukannya untuk menggenjot sumber pendapatan baru.
"Dalam jangka panjang ekspansi ke segmen bisnis baru bisa jadi paling menarik, diikuti transportasi dan (sektor) defensif," ujar Sukarno.
Baca Juga: Siap Ekspor Produk Obat Anemia, Kalbe Farma (KLBF) Akan Tambah Kapasitas Produksi
Grandly sepakat, pendirian entitas usaha baru maupun JV ke bisnis yang prospektif di masa depan seperti kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) dan Energi Baru Terbarukan (EBT) akan menarik secara jangka panjang.
Selain EV dan EBT, ekspansi maupun diversifikasi ke segmen teknologi & digital juga punya prospek yang apik.
Head of Research Mega Capital Sekuritas (InvestasiKu) Cheril Tanuwijaya melanjutkan, di tengah dinamika ekonomi yang masih diliputi tantangan, membentuk JV bisa menjadi strategi yang jitu.
"Ada beberapa manfaat, seperti biaya yang lebih rendah dari kolaborasi sumber daya yang ada, di sisi lain perusahaan tetap independen dan fokus dengan bisnis inti-nya," kata Cheril.
Dari sederet emiten yang mendirikan entitas usaha baru maupun JV, Cheril melirik KLBF sebagai saham yang menarik untuk dikoleksi. Target harga ada di level Rp 1.750 dengan posisi stoploss di area Rp 1.550.
Sukarno ikut menyodorkan saham KLBF. Secara bersamaan, dia juga menjagokan saham INDY sebagai pilihan investasi, dengan prospek jangka panjang yang apik untuk kedua emiten tersebut. Selain itu, Sukarno merekomendasikan trading buy terhadap saham MITI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News