Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - Beberapa perusahaan properti berharap untuk dapat meningkatkan porsi pendapatan berulang alias recurring income perusahaan. PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) misalnya. Anak usaha Sinar Mas ini berharap bisa menaikkan porsi pendapatan berulang.
“Kontribusi recurring income akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya aktivitas industri di Kota Deltamas. Di tahun ini saja, dua perusahaan otomotif dengan skala besar sudah mulai beroperasi di kawasan industri kami,” kata Tondy dalam siaran media yang diterima KONTAN, Senin (4/9).
DMAS menargetkan recurring income pada tahun 2017 bisa mencapai sekitar 5%-10% dari pendapatan DMAS. Dalam catatan KONTAN, kontribusi recurring income DMAS berkisar 6% saat ini. Hingga akhir tahun perusahaan berencana untuk meningkatkan pendapatan hingga sekitar 10% dan menargetkan kontribusi recurring income hingga 25% dalam 5 tahun.
Meski demikian, ada pula perusahaan yang tak berkehendak secara agresif untuk meningkatkan pendapatan berulang. PT Ciputra Development Tbk (CTRA) menyatakan bahwa saat ini perusahaan tidak memiliki proyek reccuring income yang akan selesai yang bisa menaikkan recurring income.
Ia juga mengatakan bahwa membangun proyek recurring income membutuhkan waktu minimal 2-3 tahun. Berbeda dengan proyek pengembangan dan penjualan, yang bisa dicatatkan sebagai marketing sales menjadi lebih mudah karena belum dibangun sudah bisa dijual. "Kalau saat ini porsi recurring income sudah 25%. Sedikit-sedikit akan naik tetapi kita kembangkan sesuai kebutuhan dan kelayakannya," kata Harun Hajadi, Direktur CTRA kepada KONTAN, Selasa (5/9)
Reza Priyambada, analis Binaartha Parama Sekuritas mengatakan bahwa recurring income diperlukan oleh perusahaan properti untuk menjaga keseimbangan pendapatan. Apalagi pada masa penjualan properti yang sulit lantaran lemahnya daya beli masyarakat terhadap rumah baru.
Reza mengatakan bahwa proporsi antara pendapatan recurring income dan juga pendapatan yang berasal dari penjualan harus dijaga. "Emiten juga harus melihat trennya, ketika permintaan booming, emiten akan lebih mudah menjual non recurring income. Kalau trennya berubah, sedangkan recurring income kecil akan menyulitkan emiten," kata Reza.
Recurring income menurutnya menjadi penjaga stabilitas terutama bagi emiten-emiten dengan landbank yang tak terlalu besar. Untuk developer dengan landbank besar, perlu dijaga keseimbangan antara recurring income dan pengembangan.
Terkait dengan recurring income, Reza merekomendasikan emiten-emiten seperti PWON dan DILD yang memiliki valuasi cukup terjangkau. Sementara itu, ia juga merekomendasikan beberapa emiten properti CTRA dan LPKR.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News