kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Emiten properti masih ragu


Minggu, 24 Januari 2016 / 18:17 WIB
Emiten properti masih ragu


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Prospek industri properti tahun ini tampaknya masih akan remang-remang.

Pasalnya, sejumlah emiten properti masih belum mau agresif memasang target marketing sales atau pra penjualan tahun ini. Sebagian besar emiten memilih lebih konservatif tahun ini.

PT Pakuwon Jati tbk (PWON) misalnya tahun ini menargetkan marketing sales sebesar Rp 3,1 triliun atau sama dengan pencapaian tahun 2015.

Sementara PT Ciputra Development Tbk (CTRA) memperkirakan target marketing sales tahun ini akan cendurung flat. Namun, perseroan belum memberikan jumlah target pasti tahun ini.

Tahun lalu, CTRA mengantongi pra penjualan Rp 9,2 triliun atau 96,8% dari target semula sebesar Rp 9,5 triliun.

Tahun ini, perseroan sangat berharapĀ pada penurunan BI rate.

Tulus santoso, Direktur dan Sekretaris Perusahaan CTRA mengatakan penurutan BI rate 1% akan menopang pertumbuhan marketing sales perseroan 10%.

"Jika itu terjadi, tahun ini kita bisa kejar marketing sales Rp 10 triliun," ujarnya baru-baru ini.

Sementara baru-baru ini BI telah menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi Rp 7,25%.

Ini merupakan penurunan pertama setelah BI menahan suku bunga selama 11 bulan berturut-turut.

PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) juga belum menetapkan target marketing sales tahun ini.

Hanya saja management perseroan memperkirakan target tahun ini masih akan cenderung flat.

Tahun lalu, pengembang BSD City ini hanya berhasil mengantongi marketing sales Rp 6,8 triliun atau 90% dari target awal.

PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) tahun mematok target marketing sales Rp 4,5 triliun atau hanya tumbuh 4,6% dari pencapaian tahun lalu yakni Rp 4,3 triliun.

Sementara, emiten yang menargetkan pertumbuhan marketing sales cukup signifikan tahun ini adalah PT PP Properti Tbk (PPRO) dengan membidik Rp 2,6 triliun atau tumbuh 30% dari pencapaian tahun lalu sebesar Rp 1,99 triliun.

Lalu, PT Moderland Realty Tbk (MDLN) menargetkan marketing sales Rp 4,2 triliun atau naik 32,4 % dari realisasi tahun 2015 sebesar Rp 3,17 triliun.

Selain itu, PT Intiland Development Tbk (DILD) membidik pra penjualan Rp 2,5 triliun atau tumbuh 31% dari perolehan tahun 2015 sebesar Rp 1,9 triliun.

Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri mengatakan tahun 2016 masih akan menjadi tahun yang berat bagi industri properti. Pasalnya, daya beli masyarakat masih rendah dan harga properti saat masih cukup tinggi. "Tahun ini pertumbuhan industri properti masih akan cenderung flat," katanya pada KONTAN, Minggu (24/1).

Namun jika BI rate turun 75-10) basis poin tahun ini, Hans memperkirakan sektor properti akan tumbuh lebih baik tahun ini.

Hanya saja, jika kenaikannya baru akan dilakukan di sementer II mendatang maka dampaknya baru akan terasa di tahun depan.

Sementara penurunan BI rate 0,25% baru-baru ini menurutnya belum akan memberi dampak positif yang cukup signifikan.

Bahkan, dia menilai dampak positifnya dari penurunan suku bunga tersebut baru akan dirasakan tiga sampai enam bulan ke depan.

Tahun ini, Hans memperkirakan saham-saham emiten properti hanya akan tumbuh sekitar 10%.

Menurutnya,industri properti baru akan membaik dalam dua tahun ke depan.

Untuk emiten properti, Hans lebih merekomendasikan emiten-emiten yang memiliki porsi recurring income besar seperti LPKR dan PWON.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×