kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Emiten mengebut proyek setrum


Kamis, 08 September 2016 / 07:49 WIB
Emiten mengebut proyek setrum


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Sejumlah emiten mengejar pendapatan dari proyek listrik. PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) berharap, segera melanjutkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mulut Tambang Sumsel 8 2x620 mega watt (MW) senilai US$ 1,6 miliar.

PTBA menunggu kepastian soal pembangunan transmisi bawah laut arus searah atau high voltage direct current (HDVC) Sumatera-Jawa.

Sekretaris Perusahaan PTBA Adib Ubaidillah mengatakan, kemungkinan akan ada revisi perjanjian jual beli listrik dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) terkait proyek ini.

Revisi itu akan membuat pembangunan proyek PLTU Sumsel 8 lebih fleksibel, tanpa menunggu kepastian pembangunan transmisi bawah laut. "Revisi itu mengenai letter of intent HDVC dari PLN. Jadi diharapkan akan lebih fleksibel dan pembangunan bisa lebih cepat," kata Adib, kepada KONTAN, Rabu (7/9).

Ia mengatakan, seluruh pendanaan untuk PLTU Sumsel 8 sudah siap. Sebagian besar pendanaan, senilai US$ 1,2 miliar diperoleh melalui anak usahanya PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP) dari The Export-Import Bank of China (CEXIM).

Menurut Adib, proyek ini bisa mendorong pendapatan PTBA dalam jangka panjang. "Pendapatan dari proyek listrik di tahun 2019 bisa besar," imbuhnya.

Sebelumnya Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin memperkirakan, kebutuhan belanja modal alias capital expenditure (capex) tahun depan bisa lebih tinggi dibandingkan tahun ini, kurang lebih US$ 500 juta. Sekitar 60% dari belanja modal itu bakal dialokasikan untuk suntikan ekuitas bagi proyek listrik PTBA.

Tahun ini, penyerapan belanja modal PTBA hanya US$ 300 juta hingga US$ 400 juta. "Sampai saat ini realisasinya berkisar 30% dari target," imbuh Adib.

Ia mengatakan, setelah menggarap proyek PLTU Sumsel 8, PTBA juga mengebut proyek PLTU 2x40 MW pabrik feronikel di Halmahera Timur milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Selain PTBA, emiten lain yang juga ekspansif mendorong proyek listrik adalah PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA).

Perusahaan milik Grup Sinarmas ini akan memulai groundbreaking proyek PLTU Kendari 3 berkapasitas 2x50 MW. Proyek senilai US$ 200 juta itu diharapkan bisa mulai beroperasi pada awal 2019.

DSSA melalui anak usahanya, PT DSSP Power Kendari memperoleh fasilitas pinjaman berjangka dari China Development Bank Corporation (CDBC) senilai US$ 150 juta untuk membiayai pembangunan PLTU di Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara itu.

Hermawan Tarjono, Direktur dan Sekretaris DSSA, mengatakan, kebutuhan batubara untuk proyek itu mencapai 500.000 ton per tahun. Pasokan batubara itu akan diambil dari tambang milik anak usahanya, PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS).

"Proses EPC sudah dilakukan. Pencairan pinjaman akan dilakukan bertahap, sesuai progress pembangunan PLTU," ujar Hermawan. DSSA hampir menyelesaikan pembangkit listrik Sumsel 5 berkapasitas 2x150 MW.

"Kami masih membidik beberapa tender dan sedang eksplorasi untuk berbagai kemungkinan pembangkit listrik baru," terangnya. Tahun depan DSSA berharap, kontribusi pendapatan dari lini pembangkit listrik mencapai 20% dari sebelumnya 5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×