Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pertumbuhan emiten konsumer di kuartal III-2014 diprediksi akan lebih lambat dibandingkan kuartal sebelumnya. Euforia pemilu telah usai, sementara momentum Lebaran tak banyak mengerek penjualan. Namun, masih ada beberapa saham yang layak menjadi incaran karena tumbuh cukup konsisten sepanjang tahun ini.
Herman Koeswanto, analis Mandiri Sekuritas, memprediksi, pertumbuhan pendapatan emiten konsumer di kuartal III-2014 akan melambat menjadi 13%-14% year on year (yoy), atau turun 6% dibandingkan kuartal II-2014. Indeks kepercayaan konsumer masih cukup tinggi di kuartal III. Tapi konsumsi domestik melambat menjadi 5,4% (yoy) dibandingkan dengan kuartal II 2014 sebesar 5,59%. Hal ini disebabkan efek anggaran belanja pemilu telah memudar.
Kepala Riset Woori Securindo Reza Priyambada menilai, ada beberapa faktor penghambat kinerja emiten konsumer sepanjang 2014. Di antaranya kenaikan harga bahan baku dan beban tenaga kerja. Beberapa emiten menaikkan harga jual produk beberapa kali. Namun hal itu belum tentu bisa menutupi tingginya beban. "Meski permintaan tinggi, beban juga menggerus margin," ujar dia, yang memprediksi, pertumbuhan pendapatan emiten konsumer 12%-15% (yoy).
Menurut hitungan Herman, hanya beberapa emiten yang membukukan kinerja melebihi ekspektasi pasar. Salah satunya GGRM. Dia memprediksi, pada kuartal III-2014 pertumbuhan pendapatan GGRM bisa 20%-21% (yoy). MYOR dan AISA juga akan mencatatkan pertumbuhan penjualan kuat 25% (yoy) hingga September 2014. Sementara SIDO dan WIIM masih tersendat.
Margin laba AISA berpotensi melemah di kuartal III menjadi Rp 240 miliar atau turun 10% ketimbang kuartal II lalu. Hal ini karena bisnis beras melemah secara musiman. Selain itu, margin AISA tertekan karena tambahan beban bunga akibat penarikan utang baru untuk bisnisnya di agribisnis sebesar US$ 90 juta.
Saham pilihan
Sementara UNVR dan ICBP tumbuh stabil sesuai dengan ekspektasi. Herman memprediksi, laba bersih UNVR di kuartal III naik 3,4% (yoy). Kenaikan harga UNVR sebesar 4%-5% di September akan menjadikan emiten itu meraih margin tinggi di kuartal IV ini.
David Sutyanto, analis First Asia Capital memiliki asumsi lebih pesimistis. Dia memprediksi, pertumbuhan emiten konsumer di kuartal III, kurang dari 10%. Pasalnya, permintaan tak sekencang tahun lalu. David tak yakin pada kuartal IV ada pemulihan sektor konsumer. Pasalnya akan ada kenaikan harga BBM yang bisa menambah beban emiten.
"Pemulihan baru akan terjadi di tahun depan karena pemerintahan baru. Suasana akan lebih kondusif di tahun depan," ujarnya. Tapi David masih menyukai sektor konsumer yang terus bertumbuh meski melambat. Saham sektor konsumer sudah memberi return 16,9% year to date (ytd).
Sementara Herman memprediksi perbaikan margin terealisasi pada kuartal IV-2014. Saham pilihannya adalah GGRM dengan rekomendasi buy di target Rp 68.500 per saham. Dia juga masih merekomendasikan buy UNVR dengan target Rp 34.500 per saham. Adapun David menyukai INDF, ICBP dan UNVR. Ketiga saham ini berkapitalisasi pasar besar dan akan tumbuh cepat pada tahun depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News