Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Hari ini, Indonesia resmi memiliki presiden dan wakil presiden baru. Mereka adalah Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) menjadi nahkoda baru untuk lima tahun ke depan, menggantikan Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono.
Pemerintahan baru memberi harapan baru pada pelaku pasar. Analis pun menilai, beberapa sektor akan tumbuh lebih pesat. John Veter, Managing Director Investa Saran Mandiri menilai, emiten sektor infrastruktur dan konstruksi akan meraup untung lebih besar. Pasalnya, menurut dia, sektor tersebut yang dijadikan fokus kinerja Jokowi dan JK ke depan.
Menurut John, kedua sektoral ini akan sangat diuntungkan. Seiring dengan visi misi Jokowi yang akan menggenjot infrastruktur untuk kemajuan Indonesia. Ia memprediksikan saham seperti PT Jasa Marga Tbk (JSMR) dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) akan cemerlang saat kepemimpinan Jokowi.
"JSMR saya pilih karena diperkirakan akan ada perkembangan jalan yang masif," ungkap John. Terlebih lagi dengan subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang segera dihapuskan. Ia menilai, dengan penghapusan subsidi BBM maka pembangunan jalan akan meningkat. Paling tidak ia memperkirakan, per tahun JSMR akan menambah 3.000 km.
William Surya Wijaya, Analis Asjaya Indosurya Securities memperkirakan, dengan bertumbuhnya masyarakat kalangan menengah yang lebih banyak memiliki mobil akan menggenjot ekspansi JSMR. "Melihat hal itu, sepertinya Jokowi akan membangun infrastruktur yang lebih baik lagi," tutur dia, kepada KONTAN akhir minggu lalu.
Kinerja bagus
Kalau menurut Analis First Asia Capital, David Nathanael Sutyanto, sektor konstruksi juga akan menjadi salah satu sektor emiten yang akan cemerlang. Ia merekomendasikan, WIKA sebagai emiten konstruksi yang akan diuntungkan. "Tak hanya itu, kalaupun Jokowi akan membangun proyek konstruksi pasti akan dikasih oleh perusahaan BUMN, termasuk WIKA," ujar dia, Jumat (17/10).
Selain itu, David mengatakan, rasio utang terhadap ekuitas alias debt equity ratio (DER) WIKA paling kecil ketimbang emiten sejenis. Hingga semester I-2014, DER WIKA 2,4 kali. Padahal para pesaingnya seperti, PT PP Tbk 5,1 kali, PT Adhi Karya Tbk 5,5 kali dan PT Waskita Karya Tbk 2,8 kali. "Dari struktur permodalan, WIKA juga lebih baik dibandingkan lainnya," papar dia.
John pun menambahkan, WIKA saat ini memiliki profit margin lebih besar dibandingkan emiten di sektor konstruksi lainnya. Jika menggunakan kinerja semester I-2014, margin laba bersih WIKA 4,83% lebih besar dari ADHI yang hanya 1,87% dan PTPP sebesar 3,18%.
John melihat, dengan pembangunan konstruksi dan infrastruktur yang kian meningkat maka permintaan bahan dasar yaitu semen juga meningkat. David merekomendasikan, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) untuk emiten yang akan bersinar.
Selain perusahaan milik negara, John menilai, ekspansi SMGR cukup mendongkrak pendapatan perusahaan. Kinerja dan neraca keuangan SMGR pun terbilang sehat. Apalagi dengan adanya harapan pertumbuhan ekonomi lebih tinggi di tahun depan.
Selain ketiga sektor tersebut David memproyeksikan, di masa kepemimpinan Jokowi dan JK emiten yang bergerak di bisnis telekomunikasi berpeluang meraih cuan lebih besar.
Emiten pelat merah yang bisa terimbas rencana tersebut adalah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM). "Banyak rencana Jokowi yang berhubungan dengan telekomunikasi seperti e-blusukan dan lainnya," kata dia.
Untuk menjalankan hal tersebut, David melihat, akan dilakukan penuh oleh perusahaan milik negara. "Ini dilakukan untuk menghemat biaya, pemerintah pasti akan memanfaatkan perusahaan BUMN," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News