Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dua emiten Grup Indofood, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan anak usahanya PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) menyerap capital expenditure (capex) di kisaran level 30% di enam bulan pertama tahun ini.
Secara lebih rinci, sepanjang semester pertama tahun 2021, INDF telah merealisasikan 34% dari total alokasi belanja modal atawa capex tahun ini.
"INDF menganggarkan capex sebesar Rp 7,6 triliun," ungkap Investor Relations INDF Daniel Budiono dalam paparan publik INDF dan ICBP yang digelar secara virtual, Jumat (8/10).
Baca Juga: IKK September naik, saham-saham sektor barang konsumsi bisa dilirik
Dia mengatakan, alokasi belanja modal tersebut sudah termasuk anggaran capex anak usahanya ICBP. Investor Relations ICBP Clara Suraya menambahkan, sepanjang tahun 2021 pihaknya menganggarkan capex hingga Rp 4 triliun, utamanya untuk penambahan kapasitas.
"Serapan capex ICBP di first half tahun ini sekitar 33% dari total budget setahun," ungkap Clara dalam kesempatan yang sama. Adapun penambahan kapasitas sesuai alokasi budget itu untuk kebutuhan mi instan dan susu. Peningkatannya sekitar 5% hingga 10% sampai dengan saat ini.
Terkait, alokasi capex tahun depan, kedua emiten itu belum mau mengungkapkan angkanya. Yang jelas, capex masih akan terbagi menjadi dua, yakni capex maintenance dan capex peningkatan kapasitas.
Sekadar informasi, sepanjang semester pertama 2021 kedua emiten itu membukukan kinerja yang positif. Mengutip laporan keuangannya, penjualan INDF mencapai Rp 47,29 triliun atau naik 20,08% secara tahunan atau year on year (yoy). Laba bersih INDF juga terkerek 20,77% yoy menjadi Rp 3,43 triliun. Sementara penjualan Indofood CBP meningkat 22,35% yoy menjadi Rp 28,19 triliun. Adapun laba bersih ICBP menurun menjadi Rp 3,22 triliun dari sebelumnya Rp 3,37 triliun.
Baca Juga: Menengok sejarah dan kekayaan pemilik Indomie, mi gorengnya paling enak di dunia
Kenaikan harga-harga komoditas tidak dipungkiri punya dampak terhadap penjualan tahun ini. Oleh karena itu, Indofood akan memantau kondisi harga komoditas secara reguler.
Adapun faktor lain yang menjadi pertimbangan dan berpotensi mempengaruhi harga adalah harga bahan baku, kondisi perekonomian, daya beli masyarakat, serta kompetisi. Sebagai informasi, Indofood sudah menaikkan harga produk mi pada bulan Januari lalu.
Dalam keterbukaan informasi sebelumnya, Direktur Utama dan Chief Executive Officer Indofood Anthoni Salim sempat mengungkapkan, kendati pemulihan ekonomi global belum menentu karena masih berlanjutnya pandemi, pihaknya masih dapat mencetak kinerja operasional yang positif di semester pertama 2021.
Ke depan, pihaknya akan lebih fokus memperkuat keunggulan operasional dan mempertahankan ketangguhan model bisnis yang terintegrasi. Di sisi lain, tetap waspada melindungi karyawan dan mempertahankan daya saing.
Baca Juga: Kinerja Emiten Makanan Bermerek Bakal Lebih Baik di Kuartal Akhir
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News