Reporter: Dina Farisah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Harga emas bangkit setelah sebelumnya tersungkur dalam. Kenaikan harga emas yang menuju reli terpanjang sejak Juni ini dipicu oleh pernyataan Bank Sentral AS, the Federal Reserve atas risiko perekonomian AS.
The Fed khawatir perekonomian AS akan terkena imbas dari perlambatan ekonomi global. Selain itu, pelemahan dollar AS dalam beberapa hari terakhir berhasil memoles emas sebagai aset aman (safe haven).
Emas untuk pengiriman Desember 2014 di Commodity Exchange naik sebanyak 1,8% menjadi US$ 1.227,30 per ons troi. Ini merupakan kenaikan harian terbesar sejak 6 Agustus. Logam naik 2,5% dalam tiga hari pasca The Fed merilis risalah pertemuan 16-17 September yang berkomitmen mempertahankan suku bunga mendekati nol dalam waktu cukup lama.
Emas batangan rebound dari level rendah tahun ini sebesar US$ 1.183,24 per ons troi pada 6 Oktober 2014. Para pejabat The Fed mengatakan, ekspansi AS kemungkinan lebih lambat dari yang diharapkan apabila pertumbuhan ekonomi asing lebih rendah daripada diprediksi. Di sisi lain, The Bloomberg Indeks Dollar Juga turun 0,1% setelah mencetak rekor tertinggi empat tahun pada 3 Oktober.
"Melemahnya dolar memainkan peran dalam memicu kenaikan emas. Aksi jual dolar terjadi karena rilis The Fed tidak terdengar hawkish," ujar Edward Meir, analis INTL FCStone Inc kepada Bloomberg.
SPDR Gold Trust, bursa perdagangan emas terbesar mengalami penurunan sebesar 762,08 metrik ton, Rabu (8/10). Ini merupakan yang terendah sejak Desember 2008.
Ariston Tjendra, Head of Research and Analysis Division PT Monex Investindo Futures mengatakan, rebound yang terjadi pada emas saat ini belum mengonfirmasi perubahan tren jangka panjang. Pasca menyentuh level terendah pada 6 Oktober lalu, emas rebound. Namun, rebound emas belum signifikan seperti yang pernah terjadi pada Juni dan Desember 2013, dimana pasca menyentuh level support di US$ 1.182 per ons troi, emas meroket US$ 200.
"Pasca FOMC, pejabat The Fed justru menyampaikan kekhawatirannya atas penguatan dollar. Sebab ini akan menghambat laju inflasi AS," ujar Ariston.
Saat ini, inflasi di AS tidak stabil. Pada Agustus 2014, tingkat inflasi sebesar 1,7%. Angka ini belum mencapai target inflasi 2%. Namun, pada bulan sebelumnya, inflasi sempat menyentuh 2%. Secara jangka pendek, momentum penguatan emas akan ditentukan oleh klaim pengangguran AS pada Kamis (9/10). Apabila klaim pengangguran masih di bawah angka 300 ribu, maka laju emas akan tertahan kembali.
Ariston memprediksi harga emas sepekan berada di kisaran US$ 1.210-US$ 1.242 per ons troi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News