Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Menjelang pidato Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Rabu (1/3), harga komoditas emas mengalami koreksi. Meski analis memperkirakan trend pelemahan emas masih akan terjadi dalam jangka pendek tetapi harganya diyakini akan kembali pulih pada akhir kuartal I nanti.
Deddy Yusuf Siregar, analis PT Asia Tradepoin Futures melihat emas masih disokong fundamental yang positif. Menjelang pemilu di Prancis di bulan April, permintaan emas diperkirakan akan semakin tinggi. Ia menebak pada akhir kuartal I harga emas akan menguat di rentang US$ 1.230 – US$ 1.270 per ons troi.
“Kalau dilihat turunnya harga emas belum merubah trend bullish emas dalam jangka panjang,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (28/2).
Sementara itu Alwi Assegaff, analis PT Global Kapital Investama Berjangka mengatakan sampai akhir kuartal I trend harga logam mulia ini masih tetap bullish. Harga berpeluang bergerak naik kembali karena adanya kenaikan permintaan emas sebagai save haven. Ia menebak pada akhir kuartal I harga emas akan menguat di rentang US$ 1.230 – US$ 1.270 per ons troi.
“Kondisi Eropa menjelang pemilu kan ketidakpastian politiknya cukup tinggi,” ujarnya.
Selain alasan pemilu, ketidakpastian juga datang dari rencana Skotlandia untuk keluar dari Inggris Raya. Setelah tahun lalu gagal menggalang suara dalam referendum, rencananya negara bagian tersebut akan kembali menggelar referendum kedua. Tuntutan ini semakin menguat menjelang penyampaian aktikel 50 Perdana Menteri Inggris Theresa May di bulan Maret nanti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News