Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SINGAPURA. Setelah melonjak tinggi pada kuartal III lalu, harga si kuning kinclong bergerak menurun untuk hari kedua. Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, harga emas di pasar spot turun 0,5% menjadi US$ 1.764 per troy ounce pada pukul 10.17 waktu Singapura.
Catatan saja, sepanjang kuartal III, harga emas sudah menanjak 11%. Ini merupakan kenaikan kuartalan terbesar sejak Juni 2010. Sementara itu, harga kontrak emas untuk pengantaran Desember turun 0,3% menjadi US$ 1.768,70 per troy ounce.
Penurunan harga emas terkait banyak sinyal yang menunjukkan perlambatan pada perekonomian global. Kondisi itu mendorong investor untuk melepas kepemilikan emas setelah harganya berhasil mencetak kenaikan 11% di sepanjang kuartal III lalu.
Salah satu sinyal perlambatan ekonomi, misalnya datang dari Jepang. Yakni, penurunan pada Tankan Index, indeks manufaktur perusahaan besar Jepang, menjadi minus 3 di kuartal III dari kuartal sebelumnya sebesar minus 1. Data tersebut dirilis oleh Bank of Japan pada hari ini di Tokyo. Sementara, nilai tengah 18 ekonom yang disurvei Bloomberg mematok angka minus 4. Figur negatif menunjukkan jumlah manufaktur yang pesimis melebihi jumlah yang optimis.
Faktor lain penurunan harga emas adalah penguatan dollar AS ke level tertinggi sejak 1 September lalu terhadap sejumlah mata uang utama dunia, termasuk euro.
"Ada risiko, harga emas menguji level US$ 1.750 dalam jangka pendek setelah mencatatkan penguatan kuartalan terbesar dalam dua tahun terakhir," jelas Nick Trevethan, senior commodities strategist Australian & New Zealand Banking Group Ltd di Singapura.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News