kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.908.000   1.000   0,05%
  • USD/IDR 16.212   -17,00   -0,10%
  • IDX 6.865   -12,86   -0,19%
  • KOMPAS100 999   -3,55   -0,35%
  • LQ45 764   -2,07   -0,27%
  • ISSI 226   -1,00   -0,44%
  • IDX30 393   -1,12   -0,29%
  • IDXHIDIV20 455   -0,68   -0,15%
  • IDX80 112   -0,32   -0,28%
  • IDXV30 114   0,03   0,02%
  • IDXQ30 127   -0,74   -0,58%

Emas Antam kembali turun, ini penyebabnya


Selasa, 04 Oktober 2016 / 19:19 WIB
Emas Antam kembali turun, ini penyebabnya


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) perlahan kembali turun menuju level Rp 600.000 per gram. Turunnya harga emas global disertai dengan penguatan nilai tukar rupiah menjadi penyebab pudarnya kilau emas Antam.

Mengutip www.logammulia.com, Selasa (4/10) harga emas Antam turun Rp 1.000 ke Rp 600.000 per gram dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir, emas Antam tergerus Rp 6.000 per gram.

Seiring dengan penurunan harga beli, harga buyback Antam, Selasa (4/10) turut terkikis sebesar Rp 1.000 menjadi Rp 547.000 per gram dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan, harga buyback turun Rp 7.000.

Analis PT Cerdas Indonesia Berjangka, Suluh Adil Wicaksono mengatakan, harga emas Antam tidak dapat menghindar dari tekanan setelah emas global turun mendekati level US$ 1.300 per ons troi dan rupiah bertahan di bawah Rp 13.000 per dollar AS.

Mengutip Bloomberg, Selasa (4/10) pukul 17.22 WIB, harga emas kontrak pengiriman Desember 2016 di Commodity Exchange tergerus 0,15% ke level US$ 1.310,7 per ons troi dibanding sehari sebelumnya.

"Harga emas di pasar spot sudah membentuk tren bearish yang tajam, jika lebih rendah lagi ke bawah US$ 1.300 harga emas Antam masih akan koreksi lagi ke bawah Rp 600.000," tuturnya.

Dari dalam negeri, nilai tukar rupiah turut mendukung penurunan harga emas batangan karena bertahan di bawah Rp 13.000 per dollar AS. Kebijakan Bank Indonesia (BI) untuk memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5% justru membawa efek positif bagi rupiah.

"BI memang memanfaatkan moment ketika rupiah menguat. Pelaku pasar menganggap BI cukup percaya diri dan membuat mata uang rupiah terus menguat," kata Suluh.

Di samping itu, optimisme pada kebijakan Tax Amnesty cukup tinggi sehingga secara keseluruhan sentimen domestik masih mendukung penguatan rupiah.

Selanjutnya, potensi kenaikan suku bunga The Fed tentu akan menjadi faktor penahan bagi laju harga emas Antam. Ketika emas mencapai level tertinggi tahun ini, investor memang menghindari mata uang dollar AS dan beralih ke emas.

Namun saat ini, pelaku pasar lebih memilih masuk ke aset beresiko meski tetap menghindari dollar AS. Saham menjadi pilihan setelah kondisi ekonomi AS membaik dan pasar saham negeri Paman Sam mulai bullish.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×