Reporter: Avanty Nurdiana, Agustinus Beo Da Costa | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) mengurungkan rencananya mempercepat pembayaran obligasi. Berdasar keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (4/4), ELTY menyatakan, mengurungkan niat mempercepat pelunasan obligasi senilai US$ 155 juta. terbitan anak usahanya di Singapura, BLD Investment Pte Ltd.
Obligasi yang dimaksud adalah Unsecured Guaranteed Equity Linked Bonds yang terbit pada 23 Maret 2010. ELTY memiliki 100% saham di BLD Investment.
Jatuh tempo obligasi tersebut sebenarnya pada 23 Maret 2015. Menurut Feb Sumandar, Direktur Bakrieland Development, mengacu trust deed pada 23 Maret 2010, sebelum 23 Maret 2013, BLD Investment mempunyai pilihan untuk mempercepat pelunasan obligasi (put option) sebelum jatuh tempo.
ELTY telah menyampaikan rencana put option tersebut. Bahkan, The Bank of New York Mellon, selaku trustee, telah mengumumkan bahwa ELTY membayar pokok dan bunga pada 25 Maret 2013. Namun, "Perseroan belum dapat memenuhinya," kata Feb.
Pilih restrukturisasi
Dia menjelaskan, ELTY sedang merestrukturisasi obligasi itu dengan para pemegang obligasi sejak Februari 2013. Feb menyatakan, proposal restrukturisasi tersebut masih dalam kajian para pemegang obligasi.
Seluruh pemegang obligasi juga sedang membentuk co-ordinating committe yang akan membahas lebih intensif dengan BLD Investment dan ELTY. "BLD Investment dan ELTY sedang mengupayakannya dengan maksimal agar pembahasan restrukturisasi ini bisa kelar tidak terlalu lama," ujar Feb.
Sekadar berkilas balik, penerbitan equity linked bond ini sejatinya akan digunakan untuk modal kerja, pembiayaan kembali, membiayai kebutuhan ELTY dan mendanai transaksi equity swap dengan Credit Suisse. Obligasi itu memberi bunga 8,625%.
Pembayaran bunga per tiga bulan sekali dalam lima tahun. Sementara, masa konversi dapat dilakukan setiap saat sejak 41 hari setelah tanggal penerbitan pada 23 Maret 2010, sampai tujuh hari sebelum jatuh tempo.
Rasio konversinya adalah setiap pembelian US$ 100.000 obligasi dapat ditukar dengan sekitar 2,95 juta saham ELTY. Sementara, harga konversi Rp 309,08 per saham (US$ 1= Rp 9.137).
Harga konversi dapat berubah jika terjadi perubahan nominal saham, konsolidasi atau hal-hal yang bisa mendilusi harga saham. Pada kuartal III-2011, harga konversi tersebut berubah menjadi Rp 255 per saham.
Para analis menilai, ELTY sedang menghadapi kesulitan likuiditas. Akibatnya, manajemen perusahaan properti ini belum bisa melakukan put option atas obligasi tersebut. Janson Nasrial, pengamat pasar modal berpendapat, seharusnya ELTY mempunyai likuiditas cukup pasca menjual beberapa aset non inti. "Saya belum tahu apakah pembayaran hasil penjualan aset tersebut sudah di tangan mereka atau belum," ujar dia.
Sebelumnya, ELTY telah menjual aset jalan tol, lahan di Lido dan lahan di Rasuna Epicentrum. Managing Partners Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe, menduga, pembayaran penjualan aset itu dilakukan dengan cara dicicil. "Ketika ada kewajiban membayar obligasi, ELTY tidak memiliki uang untuk membayar obligasi tersebut," ujar dia.
Kiswoyo juga menilai, ELTY memiliki utang besar akibat banyaknya pinjaman dengan bunga tinggi. "Kalau saya lihat, posisi keuangan ELTY memang tidak sehat, utangnya terlalu besar," kata dia.
Itu pula yang menjadi alasan Janson tidak merekomendasikan saham ELTY. Kemarin, harga ELTY stagnan di Rp 56.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News