Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. PT Elnusa Tbk (ELSA) mencari suntikan dana baru untuk membiayai ekspansi. Caranya mereka berniat menggunakan pinjaman bank US$ 286,56 juta.
Nur Kholis, Vice-President Corporate Finance Elnusa menuturkan, dana pinjaman tersebut menutupi 72% anggaran ekspansi perusahaan. Elnusa menganggarkan dana US$ 398 juta untuk ekspansi lima tahun ke depan. "Jajaran direksi sudah menggelar roadshow, sejauh ini ada satu bank yang siap kasih fasilitas US$ 500 juta," kata Nur Kholis, Selasa (18/12).
Namun, Elnusa belum menentukan kapan pinjaman bisa diperoleh dan dicairkan. Sebab, pada Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) ELSA sudah ada susunan waktu dan besaran anggaran secara bertahap.
Anggaran ekspansi lima tahun juga berasal dari tiga sumber pendanaan lain, seperti obligasi. Namun, Elnusa belum menetapkan nilai penerbitan. "Kami lihat dulu tingkat bunga dan ketersediaan bank yang mau kasih pinjaman itu. Itu akan menentukan kami perlu obligasi atau tidak," papar Nur Kholis.
Sumber pendanaan lain adalah menerbitkan saham baru (rights issue) di tahun 2014. Rencananya rights issue untuk membiayai 16% dana ekspansi atau senilai US$ 63,68 juta. Sisa kebutuhan dana berasal dari kas internal. Elnusa memperkirakan posisi kas dan setara kas per Desember 2012 Rp 871,39 miliar, naik 17,4% dari 2011.
Tahun depan, Elnusa akan mengucurkan dana US$ 36,6 juta untuk mengembangkan bisnis migas sebagai existing business. Sekitar 60% digunakan untuk bisnis oil field services seperti membeli peralatan pumping mud services dan barges. Lalu, 28% untuk mengembangkan bisnis anak usaha alias subsidiaries. Sekitar 8% untuk mengembangkan geoscience service (GSC) seperti peralatan land seismic. Sisanya untuk kebutuhan manajemen aset.
Penyerapan dana ekspansi semakin besar di 2014. Sebab, ELSA bakal menggarap bisnis dan jasa baru di bidang energi terintegrasi. Mereka juga harus mengucurkan US$ 29,9 juta untuk bisnis inti.
Bisnis energi terintegrasi meliputi pembangkit listrik mandiri alias independent power plant (IPP), logistik migas, marine support services, dan operation & maintenance. Anggarannya US$ 123 juta. "IPP masih kajian, nanti kalau ternyata dimajukan ke tahun depan, semuanya akan dibiayai dari pinjaman," tutur Nur Kholis.
Ekspansi terintegrasi diharapkan mampu mendorong kinerja keuangan Elnusa di 2017. Di tahun itu, ELSA yakin bisa meraih pendapatan Rp 7,8 triliun dan laba bersih Rp 465 miliar. Hingga akhir 2012 estimasi pendapatan Rp 5,02 triliun dan laba bersih Rp 124 miliar. Hingga November 2012, Elnusa mengklaim sudah meraih laba bersih sekitar Rp 109 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News