Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Elnusa Tbk (ELSA) melalui unit business wireline services menghadirkan teknologi CO Log dalam upaya membantu reaktivasi sumur-sumur minyak tua dan idle yang tersebar di Indonesia. Langkah ini sebagai bagian dari strategi untuk mendukung kegiatan operasi hulu minyak dan gas bumi (migas).
Direktur Utama Elnusa Bachtiar Soeria Atmadja menerangkan, pemanfaatan CO Log terbilang efektif untuk menilai sisa kandungan minyak di dalam suatu sumur.
Berdasarkan perhitungan tersebut, perusahaan migas kemudian bisa menentukan metode apa yang tepat dilakukan untuk sumur tersebut secara ekonomis, apakah sumur tersebut harus ditutup atau masih dapat diproduksikan kembali.
Baca Juga: Elnusa (ELSA) Telah Serap Belanja Modal Rp 188 Miliar per Semester I-2024
Penggunaan CO Log menjadi relevan, mengingat adanya ribuan sumur-sumur tua dan idle di Indonesia. Apalagi perusahaan migas seperti Pertamina Group belakangan ini juga tengah menggencarkan kegiatan reaktivasi sumur tua/idle well.
"CO Log ini sangat berguna untuk mendeteksi keberadaan hidrokarbon di dalam formasi untuk daerah-daerah yang mature terutama sumur tua atau sumur idle yang ingin diketahui apakah masih ada sisa minyak atau hidrokarbon di dalamnya," terang Bachtiar dalam keterbukaan informasi, Minggu (15/9).
Sebagai informasi, CO Log atau Carbon-Oxygen Logging merupakan alat yang lazim digunakan dalam industri hulu migas untuk memantau reservoir serta mengidentifikasi kandungan minyak yang masih tersisa dan potensial untuk diproduksikan kembali.
CO Log akan mengukur kadar karbon dan oksigen yang terdapat di dalam formasi. Jika ditemukan kadar karbon maka terdapat kandungan hidrokarbon, sementara jika ditemukan oksigen maka yang terkandung adalah air.
ELSA telah merealisasikan investasi pembelian logging tools CO Log generasi termutakhir dalam rangka pengembangan usaha perusahaan untuk kegiatan jasa pengukuran kadar karbon dan kadar oksigen yang ada di dalam suatu formasi batuan.
“Pembelian alat ini kami sasar untuk pasar yang terbuka lebar dari banyaknya sumur tua tadi. Upaya ini menjadi langkah dukungan Elnusa meningkatkan produksi migas nasional,” ujar Bachtiar.
Baca Juga: Elnusa (ELSA) Serap Capex Rp 188 Miliar Sepanjang Semester I-2024
ELSA sebenarnya sudah cukup lama bergelut dengan teknologi CO Log generasi lama sejak tahun 2005 dengan menggandeng sub kontraktor CO Log dari salah satu perusahaan internasional. Dengan investasi CO Log, Bachtiar menyatakan bahwa ELSA siap bersaing untuk meramaikan pasar jasa CO Log yang selama ini didominasi asing.
Apalagi ELSA juga telah mendidik engineer kompeten yang akan menjadi tulang punggung dari jasa CO Log.
“Untuk perusahaan dalam negeri saat ini baru Elnusa yang terjun ke CO Log service ini. Hal ini akan menjadi competitive advantage bagi Elnusa untuk mendapatkan pekerjaan terkait CO Log di Indonesia,” ucap Bachtiar.
Baca Juga: Rekomendasi Saham Migas Pasca OPEC+ Pangkas Proyeksi Permintaan Minyak
ELSA akan melakukan survei dengan alat CO Log pada sumur-sumur minyak tua Pertamina yang ada di Jambi, Prabumulih, Cirebon, Jawa Timur, sampai Kalimantan. Jika respon pasar bagus, Bachtiar menyampaikan ELSA akan mengkaji penambahan 2-4 unit CO Log lagi pada tahun 2025 mendatang.
Dari unit bisnis CO Log ini, Bachtiar berharap dapat membuka pintu bagi unit-unit bisnis ELSA lainnya untuk bisa masuk seiring dengan terbukanya potensi hidrokarbon potensial yang selama ini masih tersimpan di dalam sumur-sumur idle dari berbagai lapangan migas.
“CO Log service ini tentunya akan membantu dalam mewujudkan target produksi minyak satu juta barel yang dicanangkan Pemerintah,” tandas Bachtiar.
Sementara itu, dari sisi pergerakan saham ELSA kini berada di level harga Rp 480 per saham hingga perdagangan Jumat (13/9). Secara year to date, harga saham ELSA mengakumulasi kenaikan 23,71%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News