Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) akan mengubah ketentuan fraksi harga, lot saham, dan auto reject. Ketentuan baru ini akan sangat berpengaruh bagi investor jangka pendek. Karena umumnya, trader menyukai fluktuasi saham.
Perubahan fraksi harga ini akan membuat pergerakan saham menjadi lower return dan lower risk. Pasalnya, trader jangka pendek lebih sulit untung karena pergerakan harga yang menjadi terbatas. Ketentuan baru ini membuat perdagangan saham jadi kurang asyik dan menarik.
Namun, bila menengok sisi positifnya, penurunan harga saham nantinya tidak akan terlalu besar. Sehingga trader yang ingin melakukan cut loss atau membatasi risiko juga tidak akan merugi terlalu tinggi.
Sedangkan, untuk ketentuan perubahan lot saham akan berdampak bagi investor kecil. Harga saham menjadi lebih terjangkau bagi semua kalangan. Dus, investasi saham di Indonesia semakin bergairah.
Tapi, perubahan lot ini juga memberi dampak negatif terutama bagi saham-saham yang kurang likuid dan “gampang digoreng”. Ketentuan perubahan lot ini akan menambah frekuensi perdagangan saham. Semakin berlipatnya frekuensi perdagangan saham maka sistem online trading dengan fasilitas internet kurang memadai akan terganggu.
Ketentuan menaikkan lot saham untuk batas auto reject dari di atas 10.000 lot menjadi 50.000 lot pun bisa membuat perdagangan semakin aktif. Sehingga, ini dapat menambah likuiditas dan volatilitas perdagangan. Jika pergerakan saham lebih aktif, saham akan mudah untuk naik. Sisi lain, pihak-pihak yang “menggoreng” saham pun akan menjadi lebih leluasa.
Untungnya, BEI membuat ketentuan kenaikan batas auto reject yang diimbangi dengan pembatasan fraksi harga dan lot saham yang diperkecil. Harapannya, tentu saja untuk memperbesar likuiditas perdagangan di pasar modal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News