Reporter: Anna Marie Happy | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Rupiah membuka minggu ini dengan loyo. Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, rupiah melemah 0,03% ke 9.480 per dollar AS. Sementara, di pasar spot rupiah melemah 0,09% ke 9.494. Para analis menduga, rupiah melemah hari ini.
Sentimen paling banyak, menurut analis Riset BNI Klara Pramesti, berasal dari luar negeri. Misalnya, pernyataan Gubernur ECB Mario Draghi bahwa pihaknya akan melakukan apa pun mempertahankan zona euro.
Sementara itu, pernyataan Jerman yang belum menyetujui pembelian obligasi negara terserang krisis membuat pasar meninggalkan mata uang berisiko tinggi dan memilih memegang mata uang yang dianggap aman atau safe haven.
Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir menambahkan, sentimen eksternal yang juga menekan rupiah adalah rilis data produk domestik bruto (PDB) Jepang yang lebih buruk ketimbang perkiraan.
Dari dalam negeri, ada lelang term deposit (TD) valuta asing (valas). Sayang, "Walaupun oversubcribed, TD valas belum mampu mengangkat rupiah. BI juga belum melakukan intervensi karena rupiah masih bergerak di range sempit dan BI juga menjaga cadangan devisa," kata Klara. Aktivitas perdagangan menjelang Idul Fitri, menurut Zulfirman, mengakibatkan rupiah melemah.
Karena itu, Zulfirman memprediksi rupiah masih akan melemah pada hari ini. Rilis data PDB Eropa yang diprediksi buruk akan mempengaruhi rupiah. Dia memprediksi USD/IDR hari ini bergerak di 9.470 - 9.500.
Proyeksi Klara, rupiah masih tertekan di Rp 9.440 - Rp 9.490 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News