kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekspor tertahan, harga nikel masih akan menanjak


Jumat, 09 Agustus 2019 / 17:36 WIB
Ekspor tertahan, harga nikel masih akan menanjak


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di pekan ini, harga nikel kembali melonjak. Berdasarkan data Bloomberg kamis (8/8), harga nikel berada di level US$ 15.880 per metrik ton. Hari sebelumnya harga nikel US$ 14.810 per metrik ton.

Harga tersebut merupakan penutupan yang tertinggi sejak Desember 2014. Isu kebijakan pemerintah terhadap ekspor biji nikel menjadi salah satu faktor nikel melonjak di pekan ini.

Baca Juga: Survei BI: inflasi bulan Agustus ini diperkirakan 3,44% yoy

Di tengah ekonomi global yang sedang tertahan, nikel menjadi satu-satunya logam  dasar yang kinerjanya baik tahun ini. Permintaan nikel pun meningkat dikarenakan kebutuhan untuk baterai kendaraan listrik dan stok global yang berkurang.

Hal ini timbul adanya kekhawatiran pasar bahwa Indonesia sebagai salah satu pemasok nikel terbesar akan membatasi ekspornya sehingga harga nikel terus naik.

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa saat ini ekspor nikel Indonesia tertahan karena adanya UU Minerba. Dalam undang-undang tersebut dikatakan bahwa nikel yang diekspor tidak boleh dalam bentuk barang mentah melainkan bahan baku.

Ibrahim bilang bahwa untuk mengubah menjadi bahan baku, Indonesia perlu smelter. “Saat ini smelter-nya sedang dibangun dan akhir tahun diperkirakan akan ada empat smelter yang siap digunakan,” ujar Ibrahim.

Baca Juga: BI: PDB tumbuh rendah sebabkan pelebaran rasio CAD ke 3%

Selain itu, Ibrahim juga mengatakan bahwa pemerintah masih akan menahan ekspor nikel sesuai dengan moratorium yang kemungkinan besar sampai tahun 2022. Hanya saja, di tahun 2020 kemungkinan sudah ada smelter yang bisa beroperasi sehingga ekspor bisa dilakukan kembali.

“Ada simpang siur juga apakah larangan ekspor ini akan dihentikan atau diperpanjang. Hal ini tapi belum pasti,” tambah Ibrahim.

Meskipun harga nikel melonjak tinggi, Ibrahim menilai lonjakan ini masih tertahan. Hal itu dikarenakan faktor-faktor global yang mempengaruhi.

Ia bilang saat ini ekonomi global sedang tidak baik sehingga harusnya hal ini bisa mengoreksi harga nikel. Hanya saja, faktor smelter ini menurut Ibrahim masih terlalu kuat.

Baca Juga: Harga emas spot sore ini berada di US$ 1.502,30 ons troi

Hingga akhir tahun, Ibrahim berpendapat harga nikel masih akan menguat di level 17.900 dollar AS. Ia mengatakan sifatnya akan fluktuatif karena dipengaruhi juga sentimen dari perang dagang. Menurutnya, harga tertinggi bisa berada di level 18.200 dolar AS.

Menurut Ibrahim, kenaikan ini masih dinilai wajar dengan kondisi saat ini. Ia bilang nikel di tahun 2014 pernah di level 21.600 dollar AS. "Saat ini tidak akan bisa menguat tajam seperti itu karena ekonomi global kita sedang melambat," tambah Ibrahim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×