Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
KUALA LUMPUR. Minyak sawit atau crude palm oil (CPO) terus melejit untuk hari yang ketiga. Laju harga minyak sawit terjadi karena ekspektasi permintaan dari China, konsumen minyak nabati terbesar di dunia, bakal meningkat. Apalagi, ada penambahan lapangan kerja di AS, sehingga menjadi sinyal momentum pemulihan ekonomi.
Kontrak CPO untuk pengiriman Februari di Malaysia Derivatives Exchange reli 1,4% ke level RM 3.106 atau setara US$ 989 per metrik ton, sebelum bergulir ke RM 3.094 pada pukul 11.48 di Kuala Lumpur. Pekan lalu, harganya turun 0,2%.
Analis Phillip Futures Pte. Ker Chung Yang memperkirakan, China akan menambah stok minyak sawit sebelum perayaan Tahun Baru Imlek di akhir Januari.
Selain itu, pekan lalu, laporan tingkat pengangguran AS di luar dugaan turun ke level 8,6% pada November, dari sebelumnya 9% di Oktober. Ekonom juga memprediksi, data pertumbuhan industri jasa AS per November akan mengalami laju tercepat dalam enam bulan. Data tersebut akan dirilis hari ini.
"Ekonomi AS akhirnya menunjukkan beberapa tanda-tanda pemulihan. Pasar masih terkejut dengan data pengangguran yang mengesankan. Data tenaga kerja adalah faktor bullish untuk komoditas," kata Ker, hari ini (5/12) di Singapura.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News