Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) melakukan transformasi bisnis lewat sejumlah agenda ekspansi. Di bisnis non-batubara, ITMG menyasar proyek energi baru dan terbarukan (EBT) serta ekspansi ke komoditas mineral.
Direktur Utama Indo Tambangraya Megah, Mulianto bilang, nikel menjadi salah satu komoditas tambang yang dilirik ITMG.
"Nikel salah satu critical mineral yang kami lihat perkembangannya. Saat ini kami sedang proses observasi," ungkap Mulianto, dalam paparan publik, Rabu (28/8).
Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham Indo Tambangraya (ITMG) yang Geber Ekspansi
Selain itu, ITMG akan ekspansi di bidang listrik EBT. Tahap awal, ITMG memulai mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan berikutnya PLTA.
Namun, ITMG masih fokus mengembangkan bisnis inti. Direktur Indo Tambangraya Megah, Junius Prakarsa Darmawan mengatakan, belanja modal (capex) ITMG tahun ini sebesar US$ 96,5 juta.
Sebanyak 68% dialokasikan ke segmen batubara. Di semester I-2024, ITMG menyerap capex US$ 23,2 juta dengan komposisi 74% untuk batubara.
ITMG memproduksi batubara 9,3 juta ton pada semester I-2024. Tumbuh sekitar 14% dibanding periode yang sama pada tahun 2023 sebesar 8,2 juta ton. Di 2024.
Emiten batubara ini membidik target produksi 19,5 juta-20,2 juta ton dari enam tambang yang beroperasi.
Baca Juga: Akan Bagikan Dividen Interim, Begini Rekomendasi Saham Indo Tambangraya (ITMG)
Indo Tambangraya akan genjot produksi pada kuartal III-2024 di kisaran 5,6 juta ton. Ini untuk mendukung kenaikan volume penjualan di semester dua. Sepanjang tahun ini, ITMG menargetkan volume penjualan batubara sebanyak 24,9 juta–25,6 juta ton.
Pada semester I-2024, volume penjualan batubara ITMG mencapai 10,8 juta ton, naik 9% secara tahunan. Penjualan ITMG didominasi ekspor ke China dengan porsi 40%, pasar dalam negeri 22%, Jepang 17%, Filipina 6%, India 5%, Thailand 5% dan lainnya sebesar 5%.
Direktur Indo Tambangraya Megah, Yulius Kurniawan Gozali memperkirakan, harga batubara global pada semester II-2024 masih bertahan di level US$ 125-US$ 145 per ton.
"Kami melihat permintaan masih tinggi dari China karena akan masuk musim dingin dan India yang ekonominya berkembang," katanya.
Baca Juga: Aksi Indo Tambangraya (ITMG) Ekspansi Batubara, EBT, Hingga Nikel
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Miftahul Khaer melihat, emiten batubara punya ruang memperbaiki kinerja di semester II-2024. Dia menaksir, indeks harga batubara global masih bergerak di kisaran US$ 135 - US$ 150 per ton pada semester II-2024.
Founder Stocknow.id, Hendra Wardana melihat, saham ITMG masih relatif murah dengan fundamental kuat, meski laba turun. Ia merekomendasi trading buy ITMG dengan target harga Rp 28.775. Sedang Miftahul merekomendasi hold ITMG dengan target harga di Rp 27.800 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News