kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.970.000   24.000   1,23%
  • USD/IDR 16.304   -28,00   -0,17%
  • IDX 7.405   60,67   0,83%
  • KOMPAS100 1.036   5,50   0,53%
  • LQ45 787   4,68   0,60%
  • ISSI 248   3,02   1,23%
  • IDX30 407   2,22   0,55%
  • IDXHIDIV20 471   3,66   0,78%
  • IDX80 117   0,67   0,58%
  • IDXV30 120   1,51   1,28%
  • IDXQ30 130   0,89   0,69%

Ekspansi INCO masih terganjal perizinan


Jumat, 13 November 2015 / 07:19 WIB
Ekspansi INCO masih terganjal perizinan


Reporter: Widiyanto Purnomo | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) baru menyerap 68,77% belanja modal (capex) hingga kuartal ketiga tahun ini. Hal itu lantaran ekspansi INCO masih terganjal sejumlah perizinan.

"Ada beberapa izin yang belum selesai seperti izin kehutanan dan Amdal terkait ekspansi," ujar Nico Kanter, Presiden Direktur INCO, dalam paparan publik dalam Investor Summit 2015, kemarin.

Sebelumnya INCO memangkas capex tahun ini sekitar 7,67%. Emiten ini sedianya mengalokasikan belanja modal tahun 2015 senilai US$ 120 juta, sebelum akhirnya dipangkas menjadi US$ 110,8 juta.

"Kami juga akan menunda semua belanja modal untuk pertumbuhan tahun berikutnya, karena beberapa izin dan lisensi pembangunan belum diperoleh," kata Nico.

Sebelumnya, INCO berencana ekspansi dengan membangun proyek pemurnian (smelter) bijih nikel senilai US$ 4 miliar. Perinciannya, sebesar US$ 2 miliar akan digunakan untuk investasi smelter di Bahadopi, Sulawesi Tenggara dan Sorowako, Sulawesi Selatan.

Kemudian, US$ 2 miliar untuk proyek smelter greenfield di Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Febriany, Direktur Keuangan INCO, mengatakan, di proyek di Pomalaa, INCO telah mengantongi izin eksplorasi kehutanan untuk pengambilan sampel.

"Di proyek di Sorowako tahap pertama sudah lebih maju. Kami tinggal menunggu izin Amdal dan eksplorasi. Adapun proyek di Bahadopi dalam tahap studi," ujar dia. Untuk proyek di Sorowako tahap pertama diperkirakan menelan dana US$ 450 juta hingga US$ 500 juta.

Sementara proses konstruksi bisa memakan waktu tiga hingga empat tahun. Terkait pendanaan ekspansi, INCO mengklaim akan mengambil dari kas internal. Perseroan berniat menabung dari kas internal, sehingga pembagian dividen nanti dibatasi.

INCO belum berniat memakai opsi dana eksternal. "Kami berusaha tidak berutang karena kondisi tidak menentu," kata Febriany. Per akhir September 2015, kas dan setara kas INCO tercatat US$ 318,53 juta. Harga INCO kemarin merosot 3,36% menjadi Rp 2.015 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×