kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Ekspansi INCO masih terganjal perizinan


Jumat, 13 November 2015 / 07:19 WIB
Ekspansi INCO masih terganjal perizinan


Reporter: Widiyanto Purnomo | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) baru menyerap 68,77% belanja modal (capex) hingga kuartal ketiga tahun ini. Hal itu lantaran ekspansi INCO masih terganjal sejumlah perizinan.

"Ada beberapa izin yang belum selesai seperti izin kehutanan dan Amdal terkait ekspansi," ujar Nico Kanter, Presiden Direktur INCO, dalam paparan publik dalam Investor Summit 2015, kemarin.

Sebelumnya INCO memangkas capex tahun ini sekitar 7,67%. Emiten ini sedianya mengalokasikan belanja modal tahun 2015 senilai US$ 120 juta, sebelum akhirnya dipangkas menjadi US$ 110,8 juta.

"Kami juga akan menunda semua belanja modal untuk pertumbuhan tahun berikutnya, karena beberapa izin dan lisensi pembangunan belum diperoleh," kata Nico.

Sebelumnya, INCO berencana ekspansi dengan membangun proyek pemurnian (smelter) bijih nikel senilai US$ 4 miliar. Perinciannya, sebesar US$ 2 miliar akan digunakan untuk investasi smelter di Bahadopi, Sulawesi Tenggara dan Sorowako, Sulawesi Selatan.

Kemudian, US$ 2 miliar untuk proyek smelter greenfield di Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Febriany, Direktur Keuangan INCO, mengatakan, di proyek di Pomalaa, INCO telah mengantongi izin eksplorasi kehutanan untuk pengambilan sampel.

"Di proyek di Sorowako tahap pertama sudah lebih maju. Kami tinggal menunggu izin Amdal dan eksplorasi. Adapun proyek di Bahadopi dalam tahap studi," ujar dia. Untuk proyek di Sorowako tahap pertama diperkirakan menelan dana US$ 450 juta hingga US$ 500 juta.

Sementara proses konstruksi bisa memakan waktu tiga hingga empat tahun. Terkait pendanaan ekspansi, INCO mengklaim akan mengambil dari kas internal. Perseroan berniat menabung dari kas internal, sehingga pembagian dividen nanti dibatasi.

INCO belum berniat memakai opsi dana eksternal. "Kami berusaha tidak berutang karena kondisi tidak menentu," kata Febriany. Per akhir September 2015, kas dan setara kas INCO tercatat US$ 318,53 juta. Harga INCO kemarin merosot 3,36% menjadi Rp 2.015 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×