kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonomi sektor riil masih tumbuh, kredit modal kerja naik 10,5% di Juni 2018


Minggu, 05 Agustus 2018 / 14:24 WIB
Ekonomi sektor riil masih tumbuh, kredit modal kerja naik 10,5% di Juni 2018
ILUSTRASI. Pelayanan Nasabah di Kantor Cabang Bank BCA


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sampai dengan paruh pertama 2018, Bank Indonesia (BI) mencatat kredit perbankan tumbuh 10,5% secara year on year (yoy) menjadi Rp 4.992,3 triliun. Dari realisasi kredit tersebut, kredit modal kerja (KMK) masih menjadi penyumbang terbesar kredit dalam negeri sebanyak 46,65% dari total kredit per Juni 2018.

Adapun, sampai semester I 2018 KMK tumbuh 11% menjadi Rp 2.329,4 triliun. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan kenaikan di bulan Mei 2018 yang naik 10,4% dan periode Juni 2017 yang hanya tumbuh 6,9%. Sejumlah bank menyebut, pertumbuhan KMK memang tengah mengalami perbaikan. Utamanya didorong  ekonomi di sektor riil yang masih bertahan di tengah kondisi pasar yang fluktuatif.

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) misalnya. Meski tak dapat merinci secara detail, pertumbuhan kredit BCA mayoritas memang masih didominasi oleh KMK. Sekretaris Perusahaan BCA Jan Hendra menjelaskan, beberapa sektor penyokong pertumbuhan KMK BCA antara lain jasa keuangan dan infrastruktur.

Meski demikian, BCA menyatakan, pihaknya harus tetap jeli mengambil momentum di pasar. Alasannya, saat ini kenaikan suku bunga kredit dipastikan bakal menjadi bahan pertimbangan bagi pelaku usaha dalam melakukan ekspansi bisnis.

"Kami berharap kenaikannya tidak besar dan bertahap, sehingga memberikan kesempatan bagi pelaku usaha untuk beradaptasi," ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (5/8). Sebagai catatan, per Juni 2018 BCA mencatat pertumbuhan kredit sebesar 14% yoy dari Rp 433,6 triliun menjadi Rp 494,42 triliun.

Sekadar tambahan informasi, BI dalam analisisnya menejelaskan, kenaikan KMK secara industri, utamanya disebabkan oleh akselerasi penyaluran KMK pada sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) serta sektor industri pengolahan.

KMK sektor PHR tercatat tumbuh 9,7% yoy di Juni 2018 menjadi Rp 830,2 triliun. Jauh membaik dibandingkan posisi Juni 2017 lalu yang hanya tumbuh 4,31% yoy. Akselerasi tersebut terutama didorong oleh KMKM yang disalurkan untuk perusahaan perdagangan beras di DKI Jakarta dan Jawa Timur serta perusahaan perdagangan bahan konstruksi di Jawa Barat.

Akselerasi pertumbuhan juga didorong  KMK yang disalurkan untuk sektor industri pengolahan yang tercatat naik  9,8% di Juni 2018, yang terdorong pertumbuhan subsektor industri logam dasar besi dan baja di Banten dan Jawa Barat. Serta, kenaikan KMK turut ditopang perbaikan permintaan kredit di industri pemintalan, pertenunan, pengolahan akhir tekstil di wilayah Banten.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×