kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.464.000   2.000   0,08%
  • USD/IDR 16.685   22,00   0,13%
  • IDX 8.630   -30,10   -0,35%
  • KOMPAS100 1.187   -5,07   -0,43%
  • LQ45 845   -3,85   -0,45%
  • ISSI 311   -1,51   -0,48%
  • IDX30 433   -1,22   -0,28%
  • IDXHIDIV20 499   -2,20   -0,44%
  • IDX80 133   -0,58   -0,44%
  • IDXV30 137   -1,24   -0,89%
  • IDXQ30 137   -0,50   -0,36%

Ekonomi resesi, bursa Jepang langsung memerah


Senin, 17 November 2014 / 08:16 WIB
Ekonomi resesi, bursa Jepang langsung memerah
ILUSTRASI. Selamat Hari Lahir Pancasila, Gunakan Ucapan & Twibbon Harlah Pancasila 2023 Berikut


Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

TOKYO. Bursa Jepang dilanda aksi jual pada transaksi perdagangan awal pekan (17/11). Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pada pukul 09.22 waktu Tokyo, indeks Topix turun 0,8% menjadi 1.389,95. Sedangkan indeks Nikkei 225 Stock Average turun 0,9% menjadi 17.332,23.

Secara sektoral, seluruh sektor yang berjumlah 33 yang terhimpun pada indeks Topix tergerus. Sektor yang paling dalam mengalami tekanan adalah sektor asuransi dan real estate.

Adapun pergerakan sejumlah saham yang turut mempengaruhi bursa Jepang di antaranya: Toyota Motor Corp yang turun 0,6%, Central Japan Railway Co turun 3,1%, dan Mitsubishi Financial Group Inc naik 3,4%.

Bursa Jepang mengalami penurunan pertama dalam lima hari setelah perekonomian Negeri Sakura itu secara tidak terduga mengalami kontraksi untuk dua kuartal berturut-turut pada kuartal III.

Data yang dirilis oleh Kementrian Jepang menunjukkan, Produk Domestik Bruto (PDB) turun 1,6% pada tiga bulan yang berakhir September. Sebagai perbandingan, nilai tengah analis yang disurvei Bloomberg memprediksi adanya kenaikan sebesar 2,2%.

"Sudah resmi, sekarang Jepang mengalami resesi. Kebijakan moneter harus dilakukan untuk mengatasi resesi. Langkah selanjutnya adalah penundaan rencana kenaikan pajak tahun depan sudah hampir pasti dilakukan," jelas Jesper Koll, the head of Japan equity research JPMorgan Chase & Co.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×