Reporter: Cindy Silviana Sukma, Agus Triyono | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Dollar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap mayoritas mata uang dunia. Ini karena ada spekulasi pemulihan ekonomi AS yang akan mendorong The Federal Reserve (The Fed) memangkas program stimulus moneter pada bulan ini.
Pasangan EUR/USD, Selasa (5/6) sampai 17.00 WIB, melemah 0,07% ke 1,3198 dibanding hari sebelumnya. Sementara, pasangan AUD/USD juga menurun 0,32% menjadi 0,9144. Adapun, pairing USD/JPY naik 0,17% ke 99,91.
Penguatan greenback terjadi sebelum data ekonomi industri AS tentang jumlah pekerja di sektor non pertanian dan klaim pengangguran dirilis, Kamis malam. Data jumlah pekerjaan di Amerika diprediksi masih akan bertambah. Sementara, jumlah pengangguran diproyeksikan akan stabil di 7,4%. Angka ini terendah sejak Desember 2008.
Kondisi ini tentu memicu potensi The Fed untuk segera mengurangi stimulus moneter. Dari hasil survei Bloomberg menunjukkan, 65% ekonom menduga The Fed akan segera mengumumkan pengurangan stimulus pada saat pertemuan FOMC 17-18 September 2013.
Nizar Hilmy, analis SoeGee Futures menambahkan, pelaku pasar juga menunggu hasil pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB). Maka itu pairing EUR/USD melemah. "Pasar tengah menunggu komitmen ECB dalam menjalankan kebijakan akomodatifnya, apakah akan ada kebijakan baru atau masih tetap sama?" ujar dia, Kamis (5/9).
Pada pairing AUD/USD, mata uang Australia terimbas memburuknya neraca dagang Australia. Zulfirman Basir, analis Monex Investindo Futures mengatakan, data tersebut meningkatkan kekhawatiran pasar terhadap kondisi ekonomi Negeri Kanguru. "Pelemahan dollar Australia masih akan berlanjut sampai akhir pekan ini," ujar dia.
Sedangkan, kurs yen yang melemah terhadap dollar AS, menurut Tonny Mariano, analis Harvest International Futures, memang akibat kebijakan Pemerintah Jepang yang membiarkan yen melemah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News