kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.105.000   12.000   0,57%
  • USD/IDR 16.445   10,00   0,06%
  • IDX 7.958   20,58   0,26%
  • KOMPAS100 1.114   3,04   0,27%
  • LQ45 807   -1,86   -0,23%
  • ISSI 274   1,94   0,72%
  • IDX30 419   -0,43   -0,10%
  • IDXHIDIV20 486   -0,13   -0,03%
  • IDX80 122   -0,29   -0,24%
  • IDXV30 132   -0,91   -0,68%
  • IDXQ30 136   0,08   0,06%

Ekonomi melambat, indeks saham barang konsumer masih akan tercatat negatif


Rabu, 13 November 2019 / 18:32 WIB
Ekonomi melambat, indeks saham barang konsumer masih akan tercatat negatif
ILUSTRASI. Pengunjung mengamati pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI)


Reporter: Kenia Intan | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks sektor barang konsumer hingga perdagangan Selasa (12/11) mencatatkan penurunan hingga 18,76% year to date (ytd). Kepala Riset Infovesta Utama Wawan Hendrayana menjelaskan perlambatan indeks pada sektor barang konsumen itu salah satunya disebabkan oleh perlambatan ekonomi. 

"Penjualannya masih positif tetapi growth-nya menurun,"  jelas Wawan ketika dihubungi Kontan.co.id, Selasa (12/11). 
Perlambatan pertumbuhan inilah yang langsung direspon oleh investor. 

Baca Juga: Emiten rokok jadi pemberat indeks barang konsumer

Padahal menurut Wawan, perusahaan sektor barang konsumer memiliki kinerja fundamental yang baik. Hanya saja, dari sisi laba tidak dapat dipungkiri memang menurun menjadi single digit padahal pada tahun-tahun sebelumnya bisa double digit. 

Di akhir tahun, window dressing akan menjadi sentimen positif yang bisa mengerek indeks saham termasuk sektor barang konsumer. Wawan memprediksi peningkatannya sekitar 3%-5%. Meski terjadi peningkatan, indeks saham sektor barang konsumer masih berat untuk bergerak ke ranah hijau.

Di tengah lesunya harga saham emiten barang konsumer, Wawan melihat kinerja yang cemerlang dari PT Indoofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Berdasar pengamatan Kontan.co.id, ICBP mencatatkan pergerakan harga saham yang positif, sebesar 9,09% ytd. Sementara itu, dari sisi fundamental dan long term, Wawan menilai saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) masih layak untuk dikoleksi. 

Baca Juga: Tak Banyak Pendongkrak, Bisnis Ritel Tumbuh Single Digit premium

"Meskipun dipandang melambat, tahun depan kalau ada pertumbuhan ekonomi akan membaik juga," katanya. 

Asal tahu saja, harga saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) menurun sebesar 6,33% ytd..

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×