Reporter: Kenia Intan | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks sektor barang konsumer hingga perdagangan Selasa (12/11) mencatatkan penurunan hingga 18,76% year to date (ytd). Kepala Riset Infovesta Utama Wawan Hendrayana menjelaskan perlambatan indeks pada sektor barang konsumen itu salah satunya disebabkan oleh perlambatan ekonomi.
"Penjualannya masih positif tetapi growth-nya menurun," jelas Wawan ketika dihubungi Kontan.co.id, Selasa (12/11).
Perlambatan pertumbuhan inilah yang langsung direspon oleh investor.
Baca Juga: Emiten rokok jadi pemberat indeks barang konsumer
Padahal menurut Wawan, perusahaan sektor barang konsumer memiliki kinerja fundamental yang baik. Hanya saja, dari sisi laba tidak dapat dipungkiri memang menurun menjadi single digit padahal pada tahun-tahun sebelumnya bisa double digit.
Di akhir tahun, window dressing akan menjadi sentimen positif yang bisa mengerek indeks saham termasuk sektor barang konsumer. Wawan memprediksi peningkatannya sekitar 3%-5%. Meski terjadi peningkatan, indeks saham sektor barang konsumer masih berat untuk bergerak ke ranah hijau.
Di tengah lesunya harga saham emiten barang konsumer, Wawan melihat kinerja yang cemerlang dari PT Indoofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Berdasar pengamatan Kontan.co.id, ICBP mencatatkan pergerakan harga saham yang positif, sebesar 9,09% ytd. Sementara itu, dari sisi fundamental dan long term, Wawan menilai saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) masih layak untuk dikoleksi.
Baca Juga: Tak Banyak Pendongkrak, Bisnis Ritel Tumbuh Single Digit premium
"Meskipun dipandang melambat, tahun depan kalau ada pertumbuhan ekonomi akan membaik juga," katanya.
Asal tahu saja, harga saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) menurun sebesar 6,33% ytd..
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News