Reporter: Agung Jatmiko | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Dollar Australia melemah terhadap beberapa mata uang utama dunia. Rilis data ekonomi China yang negatif sebagai negara tujuan utama ekspor Australia, menjadi salah satu penyebab.
Pasangan EUR/AUD, Senin (25/2) pukul 17.00 WIB, menguat 0,53% menjadi 1,2852. Pairing AUD/USD melemah 0,18% menjadi 1,0301. Sementara, pasangan AUD/JPY menguat 0,27% menjadi 96,68.
HSBC Holdings Plc dan Markit Economics merilis data prediksi Purchasing Managers Index (PMI) China di Februari turun menjadi 50,4 dari 52,3 pada bulan sebelumnya. Ini menunjukkan risiko perlambatan ekonomi di China masih terbuka dan otomatis akan berpengaruh pada kinerja ekspor Australia.
Ariston Tjendra, analis Monex Investindo Futures mengatakan, untuk pairing EUR/AUD, penguatan pasangan valas ini juga lantaran euro sudah melemah cukup dalam selama sepekan lalu. Sehingga, rebound di awal pekan ini masih termasuk wajar. Namun, potensi pelemahan masih terlihat karena sampai saat ini belum ada faktor fundamental penting yang mampu menopang penguatan pairing EUR/AUD.
Tonny Mariano, analis Harvest International Futures menambahkan, pergerakan dollar Australia memang sedang berada dalam tekanan. Selain faktor perkembangan ekonomi di China yang negatif, potensi pemotongan suku bunga oleh Reserve Bank of Australia sampai saat ini juga berkontribusi terhadap pelemahan aussie.
Namun aussie cenderung masih menguat terhadap yen. Para investor masih menunggu hasil pemilihan gubernur baru Bank of Japan (BoJ) pada pekan ini.
Perdana Menteri Shinzo Abe merekomendasikan Kuroda, Presiden Bank Pembangunan Asia (ADB) sebagai gubernur BoJ selanjutnya. "Jika hasilnya Kuroda benar menjadi gubernur BoJ, pairing AUD/JPY bisa menembus level 100," ujar Thomas Averill, Managing Director Rochford Capital seperti dikutip Bloomberg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News