kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   -13.000   -0,68%
  • USD/IDR 16.195   57,00   0,35%
  • IDX 7.898   -32,88   -0,41%
  • KOMPAS100 1.110   -7,94   -0,71%
  • LQ45 821   -5,85   -0,71%
  • ISSI 266   -0,63   -0,24%
  • IDX30 424   -3,04   -0,71%
  • IDXHIDIV20 487   -3,38   -0,69%
  • IDX80 123   -1,10   -0,89%
  • IDXV30 126   -1,56   -1,22%
  • IDXQ30 137   -1,32   -0,96%

Ekonom: Ekonomi global sedang serius, Presiden sebaiknya tunda reshuffle


Selasa, 18 Oktober 2011 / 10:47 WIB
Ekonom: Ekonomi global sedang serius, Presiden sebaiknya tunda reshuffle
ILUSTRASI. BEI. REUTERS/Willy Kurniawan


Reporter: Ruisa Khoiriyah | Editor: Ruisa Khoiriyah

JAKARTA. Jika tidak ada aral melintang, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan mengumumkan hasil final reshuffle kabinet malam ini. Para pelaku pasar harap-harap cemas mengingat pengumuman hasil kocok ulang kabinet akan berlangsung di saat situasi pasar keuangan global tengah meradang, akibat pesimisme Jerman menangani krisis utang Eropa. Hari ini, hampir seluruh bursa saham di dunia anjlok terhempas ketidakpastian Eropa menangani krisis utang yang telah menyanderanya berbulan-bulan.

Memang, isu reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu jilid II yang bergulir selama ini tidak terlalu mempengaruhi pergerakan pasar. Pasar keuangan lebih banyak tersetir isu eksternal. Namun, bagi pasar, pergantian nama-nama pembantu Presiden SBY terutama di tim ekonomi tetap menjadi perhatian utama. "Reshuffle kabinet jika dilakukan berdasarkan kompetensi dan tidak berdasarkan pembagian kavling politik, bisa menambah daftar positif ekonomi kita," ungkap Ekonom Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih kepada KONTAN, kemarin.

Sayangnya, nama-nama baru calon Menteri yang beredar dan hampir pasti ditunjuk untuk menduduki pos-pos strategis perekonomian, menurut Lana kurang tepat. Hal ini berpotensi menambah daftar sentimen negatif di pasar. "Jangan mengirim sinyal bahwa Presiden 'lemah' denggan memasang orang-orang yang sangat kental politik dan lemah memilih orang berbasis kompetensi, apalagi ini menghadapi kelesuan ekonomi global," tandasnya.

Terlebih lagi, situasi ekonomi global saat ini bukannya mereda tapi malah kian tidak pasti. Pasar kian nervous tersulut ketidakyakinan Jerman, negeri terkuat di Uni Eropa, menyelesaikan krisis utang yang membekap Zona Euro. "Saran saya, barangkali jangan reshuffle dulu, karena situasi global sekarang serius dan tidak bisa ditangani oleh menteri-menteri yang baru belajar," kata Lana.

Pemerintah, menurutnya, perlu mengantisipasi serius utamanya terkait langkah menghadang imbas buruk pelemahan ekonomi global saat ini. "Indonesia bukan superpower dan tidaklah imun terhadap pelemahan yang sudah melanda di mana-mana. Daripada reshuffle sekarang lebih baik pemerintah fokus berkoordinasi dengan menteri-menteri ekonomi secara lebih intensif dan monitoring lebih ketat," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×