Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Meski bergengung perekonomian Indonesia menarik, ada saja indikator yang menunjukkan iklim investasi dalam negeri masih buruk. Ekonom Danareksa Research Institute, Purbaya Yudhi Sadewa berpendapat, penyebabnya adalah birokrasi penanaman investasi dalam negeri yang berlarut-larut. Ini membuat investor swasta sulit menanamkan dananya di Indonesia.
"Itu memberikan pandangan kepada asing, berbisnis di Indonesia tidak menjanjikan. Bahkan, ada pihak-pihak swasta yang bisnisnya tidak berkembang dengan baik," ungkap dia, dalam acara Roundtable Discussion di Jakarta, Rabu (12/10).
Mengutip data yang diterbitkan World Bank, Purbaya bilang, peringkat investasi di Indonesia berada di nomor 121. Sementara negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura berada jauh diatas Indonesia yaitu 21 dan 1 dunia. "Makin tinggi ranking nilai investasi menunjukkan makin buruk iklim investasi di Indonesia," papar Purbaya.
Menurut dia, program Masterplan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) merupakan salah satu langkah pemerintah memperbaiki iklim investasi di Indonesia. "Tanpa program itu, tidak akan berpengaruh," ujar dia.
Andai kondisi tetap seperti ini, Purbaya meramal pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak akan naik signifikan. "Saya yakin, nantinya pertumbuhan ekonomi kita hanya tumbuh 6%-6,5% hingga sepuluh tahun kedepan," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News