kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Efisiensi, INDY pangkas belanja modal


Selasa, 27 Januari 2015 / 16:59 WIB
Efisiensi, INDY pangkas belanja modal
ILUSTRASI. 40% perusahaan berpikir Gen Z tidak siap masuk dunia kerja bahkan beberapa mengatakan tidak akan merekrut mereka


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Melorotnya harga batubara belakangan ini membuat PT Indika Energy Tbk (INDY) makin memperketat efisiensi. Perseroan akan memangkas beban dengan menahan ekspansi bisnis. 

Wakil Direktur Utama INDY, Arsjad Rasjid mengatakan, perusahaan akan memangkas belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini. "Belanja modal kami anggarkan di bawah US$ 100 juta," kata dia di Jakarta, Selasa (27/1). Mayoritas dana belanja modal akan dialokasikan untuk mendorong produksi dan maintanance.

Tahun 2014 lalu, INDY menganggarkan belanja modal senilai US$ 113,5 juta. Mayoritas capex, yaitu sebesar US$ 35 juta dialokasikan untuk kebutuhan ekspansi PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS), anak usaha INDY. 

Selanjutnya, PT Petrosea Tbk (PTRO) akan memperoleh capex dari INDY senilai US$ 30,1 juta, PT Multi Tambangjaya Utama US$ 15 juta, dan PT Tripatra sebanyak US$ 3,8 juta. INDY akan menggunakan sisa capex sebesar US$ 29,5 juta untuk lini bisnis resources dan modal kerja INDY sebagai induk usaha. 

Namun, anggaran capex sepertinya tidak akan terserap seluruhnya. Pasalnya, hingga akhir kuartal III-2014, INDY baru menghabiskan capex senilai US$ 45,4 juta. 

Dana belanja modal tahun ini seluruhnya akan dianggarkan dari kas internal INDY yang masih berkisar US$ 334,78 juta. "Kami lebih memilih untuk menyimpan banyak cash flow dan tidak menyerap seluruh capex," imbuhnya.

INDY memprediksi tahun ini industri batubara masih belum mengalami pemulihan. Direktur Utama INDY, Wishnu Wardhana mengatakan, pertumbuhan ekonomi China yang masih melambat dan harga minyak yang terus menurun membuat harga batubara masih volatile. 

Di tengah dilema harga batubara yang belum pulih, INDY berharap bisa menurunkan cost margin. "Kami akan berhemat dengan menggurangi stripping dan melakukan renegosiasi dengan kontraktor," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×