Reporter: Namira Daufina | Editor: Sofyan Hidayat
JAKARTA. Okenya perekonomian China yang di atas prediksi pasar, tidak serta merta mendorong mata uang aussie sebagai mitra dagang Tiongkok. AUD masih keok di hadapan beberapa mata uang utama dunia lain.
Mengutip Bloomberg, Selasa (20/1) pukul 17.40 WIB pasangan AUD/USD turun 0,11% ke level 0,8202 dibandingkan penutupan hari sebelumnya. Begitu juga EUR/AUD yang naik 0,08% ke level 1,4145. Hanya pairing AUD/JPY yang menguat 0,69% menyentuh level 97,19.
Menurut Suluh Adil Wicaksono, Analis PT Millenium Penata Futures, sejatinya pelemahan AUD/USD minim pengaruh faktor fundamental. Kedua mata uang tidak mengumumkan data ekonomi yang cukup memberikan pengaruh. Hanya saja indeks dollar AS masih lebih kuat dibanding mata uang dunia lainnya.
Di lain sisi, aussie seharusnya tertolong data ekonomi China yang bagus. Sayang, penguatan AUD terhadap USD hanya mampu bertahan sementara. Lantas pasar kembali mengakui ketangguhan dollar AS.
China merilis data produksi industri, penjualan ritel serta produk domestik bruto (PDB) kuartal IV-2014 dengan hasil di atas prediksi. “Ekonomi China yang membaik seharusnya membuat hubungan perdagangan dengan aussie bagus,” ujar Suluh.
Menurutnya, pasangan AUD/USD berpeluang menguat.
Albertus Christian, Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, menjabarkan, penguatan tipis EUR/AUD karena tren masih bearish. EUR sedikit menguat karena angka sentimen ekonomi ZWE Jerman bulan Januari 2015 positif di 48,4, jauh di atas prediksi yang hanya 40,1 atau dari realisasi bulan Desember 2014 yakni 34,9.
Di sisi lain, AUD tertolong ekonomi China yang positif. “Sentimen data China yang bagus memberikan dorongan pada aussie,” papar Christian.
Meski begitu, selain data Eropa yang bagus, AUD tidak dapat menguat karena terkendala potensi oversold yang dapat memicu rebound teknikal.
Sementara Tonny Mariano, Analis PT Harvest International Futures menjelaskan, pasangan AUD/JPY menguat karena faktor profit taking. Sebelumnya JPY sempat menguat panjang karena posisinya sebagai mata uang aman. Namun ketika ekonomi dunia perlahan stabil, yen kembali dilepas. “Dari sisi AUD, ditopang data ekonomi China,” ujar Tonny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News