kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

EBITDA EXCL bisa susut jadi 43% tahun ini


Rabu, 06 Maret 2013 / 06:04 WIB
EBITDA EXCL bisa susut jadi 43% tahun ini
ILUSTRASI. Selain Kebersihan Rambut, Inilah Penyebab Munculnya Jerawat di Kepala


Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. Pertumbuhan industri telekomunikasi sudah jenuh. Akibatnya, kinerja emiten telekomunikasi makin terbatas. Kondisi tersebut dirasakan oleh PT XL Axiata Tbk (EXCL). Manajemen memperkirakan, tahun ini margin laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) akan turun dari 46% menjadi 43%.

Hasnul Suhaimi, Presiden Direktur EXCL mengatakan, tahun ini pendapatan EXCL bisa tumbuh hingga 9% dari tahun lalu. Sepanjang 2012, pendapatan ECXL tercatat Rp 20,96 triliun dengan EBITDA Rp 9,7 triliun.

Artinya, pendapatan XL di tahun ini bisa mencapai Rp 22,84 triliun. Nah, dengan margin EBITDA sekitar 43%, maka nilai EBITDA EXCL bisa Rp 9,82 triliun di 2013.

Penurunan margin itu disebabkan masih adanya kebutuhan dana untuk investasi. “Kami tidak bisa berhenti berinvestasi, saat ini data sedang bertumbuh, jadi sektor ini yang akan kami genjot,” ujar Hasnul, beberapa waktu lalu.

Tahun ini, EXCL menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 7 triliun - Rp 8 triliun. Alokasi ini cukup kecil dari tahun sebelumnya senilai Rp 10,2 triiliun.

Sebanyak 80% belanja modal akan digunakan untuk optimalisasi base transceiver station (BTS), microwave, dan fiber optic. Dan 20% dari belanja modal digunakan operasional.

Hasnul melanjutkan, beberapa tahun ke depan, bisnis data akan mencapai titik jenuh layaknya layanan suara dan layanan pesan singkat (SMS) saat ini.

Tetapi, selagi bisnis ini masih tumbuh, EXCL tidak akan menyia-nyiakan kesempatan memperbesar porsi data. Apalagi, kontribusi data sudah mencapai 20% terhadap total pendapatan EXCL.

EXCL juga mulai mengembangkan layanan digital. Menurut Hasnul, pihaknya memanfaatkan bisnis belanja online (online shopping) yang mewabah. “Kami sedang mencari partner untuk mengembangkan bisnis e-commerce,” kata dia.

Namun, Hasnul belum mau bilang calon investor potensial untuk menggarap bisnis ini. Sebaran pasar bisnis e-commerce di Indonesia masih kecil yaitu 1%. Sementara di Korea Selatan sudah mencapai 10% hingga 11%. “Suatu saat, Indonesia akan menuju ke sana,” harap dia. Harga EXCL, Selasa (5/3), turun 0,94% ke Rp 5.250.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×