Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bila dihitung sejak awal kuartal tiga sampai Kamis (23/8), indeks sektor perkebunan sudah menguat 10,98%. Penguatan ini ditopang oleh kenaikan harga saham emiten penghasil minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO).
PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) mencetak kenaikan harga paling dahsyat, 30% lebih.
Berikutnya ada PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) dan PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA).
Satriaji Budi Wibawa, Corporate Secretary BWPT ketika dihubungi KONTAN tidak banyak berkomentar soal prospek kinerja maupun saham perusahaannya.
"Kita berharap agar kinerja BWPT terus meningkat hingga akhir tahun. Untuk itu kita akan berusaha meningkatkan kinerja operasional, jumlah produksi dan kualitas produk kita dengan lewat perawatan yang baik," jelasnya, Jumat (24/8).
Satriaji bilang, target pendapatan dan laba bersih di tahun ini bergantung pada peningkatan kinerja operasional, penambahan kuantitas dan kualitas produksi CPO.
Vice President Communication AALI Tofan Mahdi juga tidak banyak berkomentar. Ia mengatakan, secara umum prospek industri kelapa sawit masih sangat positif.
"Kami optimis akan membukukan kinerja yang bagus di tahun ini. Tahun ini belum ada ekspansi, AALI masih fokus pada upaya peningkatan produktivitas CPO," jelasnya kepada KONTAN hari ini.
Sekadar info, pada semester I tahun ini BWPT membukukan penurunan pendapatan sebesar 3,58% menjadi Rp 1,40 triliun dari Rp 1,49 triliun pada periode serupa di tahun sebelumnya.
Beban pokok penjualan BWPT juga turun 33,5% menjadi Rp 784,73 miliar dari Rp 1,18 triliun pada periode yang sama di tahun lalu.
Alhasil, laba bersih BWPT pada semester I 2018 ini turun drastis 89,6% menjadi Rp 12,92 triliun dari Rp 124,57 triliun pada periode yang sama di tahun lalu.
Namun, jumlah aset BWPT pada enam bulan pertama tahun ini naik menjadi Rp 16,76 triliun dari Rp 16,18 triliun pada akhir tahun lalu.
Sementara itu, AALI membukukan pendapatan kenaikan pendapatan 5,56% menjadi Rp 9,02 triliun pada semester I 2018 dari periode yang sama di tahun sebelumnya Rp8,55 triliun.
Beban pokok pendapatan per Juni 2018 juga meningkat 13,7% menjadi Rp7,37 triliun dari sebelumnya Rp 6,48 triliun pada periode serupa di tahun lalu.
Besarnya beban pokok pendapatan turut menekan laba bersih. Laba bersih tercatat sebesar Rp 783,91 miliar atau terkoreksi 23,33% secara yoy dari periode Juni 2017 yang menyentuh Rp1,02 triliun.
Total aset perseroan pun meningkat 6,8% menuju Rp 26,83 triliun dari sebelumnya Rp 25,12 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News