Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Covid-19 membuat pendapatan PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI) terancam tertekan. Untuk mengurangi tekanan tersebut, DUTI memutuskan untuk meminimalisir pengeluaran belanja modal atawa capital expenditure (capex).
"Untuk belanja modal tahun ini, belum tahu kapan bisnis akan kembali normal dan tentunya dengan kondisi yang belum bisa kita pastikan tentu kami harus irit karena pendapatan dari mall akan berkurang," jelas Head of Investor Relation Duta Pertiwi Christy Grissela dalam paparan publik, Jumat (10/7).
Christy menjelaskan tahun ini DUTI akan fokus menggunakan capex hanya untuk proyek yang sudah memiliki komitmen dengan kontraktor maupun pelanggan salah satunya adalah mall di Southgate TB Simatupang, Tanjung Barat Jakarta Selatan. Aeon menjadi anchor tenant di proyek ini.
Baca Juga: Duta Pertiwi (DUTI) bakal bagikan dividen tunai Rp 300 per saham
"Untuk mall kami belanjakan Rp 1,1 triliun dan kurang lebih untuk tahun ini Rp 200 miliar karena sebagian besar sudah serah terima ke Aeon dan mereka rencana buka di awal tahun depan bulan Maret," tambah Direktur Duta Pertiwi Stevanus Hartono Adjiputro.
Dari segi pendapatan, DUTI menjelaskan bahwa Covid-19 sejauh ini paling banyak menekan dari segmen pusat perbelanjaan. Sedangkan dari perkantoran, karena sifatnya kontrak jangka panjang maka tidak terlalu berdampak. Pengurangan pendapatan dari kedua segmen tersebut berasal dari pengurangan biaya layanan (service charge).
Direktur Utama Duta Pertiwi Teky Mailoa menjelaskan, dari pusat perbelanjaan yang dimiliki oleh DUTI seperti kawasan ITC, pendapatan berpotensi turun hingga 50% selama pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Pasalnya DUTI memberikan keringanan biaya service charge sekitar 30%-50%. "Untuk pembayaran juga kami memberikan keringanan berupa cicilan," imbuhnya.
Baca Juga: Kinerja turun, Duta Pertiwi (DUTI) tutup dua hotel mulai hari ini
Teky menambahkan saat ini pusat perbelanjaan milik DUTI telah beroperasi normal sesuai protokol new normal. Adapun tenant sudah mulai masuk, namun jumlah pengunjung belum kembali normal seperti sebelum Covid-19. "Jadi kalau diestimasikan akan normal masih tampak sulit," kata dia.
Dari sisi pendapatan pra-penjualan (marketing sales), DUTI menjelaskan di kuartal II-2020 penjualan cenderung pasif sehingga sulit untuk mencapai target. Sedangkan di kuartal I-2020 perolehan marketing sales tercatat masih sesuai target yaitu Rp 276 miliar. Adapun target tahun ini tanpa memperhitungkan dampak Covid-19 dipatok sebesar Rp 1,5 triliun. DUTI membuka peluang untuk melakukan revisi target di tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News