Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah mencermati pergerakan harga saham PT Lima Dua Lima Tiga Tbk (LUCY). Saham emiten yang melantai di bursa dua pekan yang lalu itu telah menurun di luar kebiasaan atau unusual market activity (UMA).
"Perlu kami sampaikan bahwa bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini," ujar Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI Lidia M Panjaitan dan Kepala Divisi Pengaturan & Operasional Perdagangan BEI Irvan Susandy dalam pengumuman bursa, Rabu (19/5).
Walaupun pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal, pihak bursa mengharapkan para investor tetap memperhatikan jawaban LUCY atas permintaan konfirmasi bursa.
Adapun manajemen LUCY menanggapi, pihaknya tidak mengetahui adanya informasi atau fakta material yang dapat mempengaruhi nilai efek perusahaan ataupun keputusan investasi pemodal. "Kami tidak mengetahui adanya informasi atau fakta material lainnya yang dapat mempengaruhi nilai efek perusahaan atau keputusan investasi pemodal," ujar Sekretaris Perusahaan LUCY Ratna Sari Ismianti dalam keterbukaan informasi, Kamis (20/5).
Baca Juga: BEI masih kantongi 25 perusahaan dalam pipeline IPO
Mengutip data dari RTI Business, hingga penutupan perdagangan Kamis (20/5) saham LUCY nyaris menyentuh level gocap, yakni di Rp 55 per saham. Harganya menurun hingga 50% sejak penutupan perdagangan perdananya yang berada di Rp 110 per saham, Rabu (5/5). Adapun selama sepekan terakhir harga sahamnya melorot 39,56%.
Lebih lanjut BEI menyarankan agar investor mengkaji kembali rencana aksi korporasi LUCY apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS dan mencermati kinerja LUCY serta keterbukaan informasinya. "Mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi," ungkap BEI.
Baca Juga: Simak target kinerja Lima Dua Lima Tiga (LUCY) di tahun ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News